Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Swedia pada Senin, 3 Oktober 2022, mengirim kapal selam ke lokasi jaringan pipa gas Rusia Nord Stream di Laut Baltik yang pecah pekan lalu menyusul ledakan di daerah itu. Tujuannya untuk menyelidiki insiden yang telah menambah ketegangan baru pada krisis energi Eropa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Penjaga pantai bertanggung jawab atas misi tersebut, tetapi kami mendukung mereka dengan unit-unit. Satu-satunya yang kami sampaikan adalah HMS Belos, yang merupakan kapal penyelamat dan penyelaman kapal selam," kata juru bicara angkatan laut Swedia, Jimmie Adamsson, kepada Reuters, dilansir pada Selasa, 4 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Otoritas Kejaksaan Swedia dalam siaran pers menyatakan, mereka telah menetapkan daerah itu sebagai TKP. Seorang juru bicara penjaga pantai Swedia mengkonfirmasi dalam email bahwa sekarang ada zona pengecualian lima mil laut di sekitar kebocoran.
Sebelumnya, penjaga pantai Swedia mengatakan Nord Stream 1 telah berhenti bocor, tetapi sebuah overflight menunjukkan bahwa gas masih mengalir keluar dari Nord Stream 2 dan menggelegak ke permukaan dalam radius 30 meter.
Eropa juga tengah menyelidiki dugaan sabotase sebagai penyebab tiga jaringan pipa di jaringan Nord Stream meledak di dekat perairan Swedia dan Denmark. Moskow menyalahkan Barat atas insiden ini dengan menyebut bahwa Amerika Serikat mendapat keuntungan.
Nord Stream mengalir dari Rusia ke Jerman. Pipa itu telah menjadi pusat krisis pasokan gas yang berkembang di Eropa. Turbulensi di sektor energi membuat harga-harga melonjak. Benua Biru hingga saat ini sangat bergantung pada bahan bakar Rusia.
Beberapa negara Uni Eropa telah memicu rencana darurat yang dapat menyebabkan penjatahan saat mereka berlomba untuk menemukan pasokan alternatif. Sementara Inggris sekarang menghadapi risiko signifikan kekurangan gas musim dingin ini.
Kremlin pada Senin, 3 Oktober 2022, menegaskan bahwa Barat harus disalahkan atas pecahnya Nord Stream. Kantor Kepresidenan Rusia itu menyebut Amerika Serikat dapat meningkatkan penjualan dan harga gas alam cair (LNG) sebagai hasilnya.
Washington membantah keras keterlibatan apa pun. Negara-negara Eropa mencurigai sabotase, tetapi menolak untuk mengatakan siapa yang berada di baliknya.
Gazprom yang dikendalikan Kremlin juga mengatakan aliran dapat dilanjutkan pada pipa utuh terakhir yang tersisa di jaringan Nord Stream 2. Saran itu kemungkinan akan ditolak mengingat Eropa memblokir Nord Stream 2 pada malam invasi Rusia ke Ukraina pada Februari.
"Jika keputusan dibuat untuk memulai pengiriman melalui jalur B Nord Stream 2, gas alam akan dipompa ke dalam pipa setelah integritas sistem diperiksa dan diverifikasi oleh otoritas pengawas," kata Gazprom.
REUTERS