Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

Pada pemilihan Presiden AS, Joe Biden akan tanding ulang dengan Donald Trump. Bagaimana sistem pemilu di Amerika Serikat?

30 Maret 2024 | 11.01 WIB

Donald Trump dan Joe Biden. REUTERS/Jonathan Ernst/Brian Snyder
Perbesar
Donald Trump dan Joe Biden. REUTERS/Jonathan Ernst/Brian Snyder

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden dan mantan Presiden Donald Trump telah secara resmi memasuki arena politik untuk merebut kembali kekuasaan pada pemilihan presiden yang akan berlangsung pada November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dalam hasil pemilihan pendahuluan di beberapa negara bagian, Joe Biden berhasil mengumpulkan suara yang mencukupi untuk meraih status resmi sebagai calon presiden dari Partai Demokrat. Biden membutuhkan setidaknya 1.968 delegasi untuk memenangkan nominasi tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada Selasa malam, 12 Maret 2024, Presiden yang berusia 81 tahun ini akhirnya mencapai angka tersebut ketika hasil perhitungan suara dari Georgia diumumkan. Selain itu, hasil yang memuaskan juga diperoleh dari Mississippi.

Sementara itu, beberapa jam setelahnya, Donald Trump dilaporkan berhasil meraih 1.215 delegasi. Jumlah ini memenuhi syarat bagi Trump untuk mendapatkan posisinya sebagai kandidat dari Partai Republik.

"Para pemilih kini memiliki kesempatan untuk mempengaruhi arah masa depan negara kita. Apakah kita akan bersikap tegas dalam mempertahankan demokrasi atau membiarkan pihak lain menggoyangnya? Apakah kita akan mengembalikan hak kita untuk memilih dan menjaga kebebasan, atau membiarkan ekstremis merebutnya dari kita?" kata Biden.

Di Roma, Georgia, pada hari Jumat, Trump kembali menyatakan keyakinannya bahwa Pemilu 2020 mengalami kecurangan. Dia menuduh Fani Willis, pengacara Fulton County, melakukan penuntutan terhadapnya atas alasan politis.

Mantan presiden berusia 77 tahun tersebut bahkan menyalahkan Biden karena tidak berhasil mengatasi masalah imigran di perbatasan selatan Amerika Serikat. Trump bermaksud untuk menjadikan isu ini sebagai fokus utama kampanyenya untuk mengalahkan Biden.

Namun, di balik pertarungan kembali Biden dengan Trump, terdapat satu hal lain yang menjadi sorotan dari pilpres di Negeri Paman Sam ini yaitu sisitem pemilihannya. Sistem pemilihan presiden di Amerika Serikat adalah salah satu hal unik dari politik negara tersebut. Dengan menggunakan Electoral College, proses ini telah menjadi fokus perdebatan dan perubahan selama bertahun-tahun. 

Sejarah Sistem Pemilihan Presiden AS

Sistem pemilihan Presiden Amerika Serikat berasal dari Konstitusi Amerika Serikat yang disetujui pada 1787. Para pendiri negara menyusun sistem ini sebagai solusi untuk menyeimbangkan kepentingan negara bagian yang besar dan kecil, serta antara populasi perkotaan dan pedesaan.

Electoral College

Mengutip National Archives, disebutkan bahwa Electoral College adalah sistem di mana setiap negara bagian memiliki sejumlah suara elektoral berdasarkan jumlah anggota Kongres yang mereka miliki. Suara elektoral ini kemudian digunakan untuk memilih presiden dan wakil presiden Amerika Serikat. Jumlah total suara elektoral adalah 538, dengan 270 suara diperlukan untuk memenangkan pemilihan presiden.

Bagaimana Proses Pemilihan Presiden di AS?

Mengutip laman USA Government, berikut adalah proses dalam pemilihan presiden di Amerika Serikat:

- Pemilihan Presiden

Proses pemilihan presiden dimulai dengan pemilihan umum di setiap negara bagian, yang biasanya dilakukan pada hari Selasa pertama setelah hari Senin pertama di bulan November. Pemilih memilih calon presiden dan wakil presiden yang mereka dukung.

- Suara Elektoral

Setelah pemilihan umum, suara elektoral dari masing-masing negara bagian dihitung. Sebagian besar negara bagian menerapkan sistem pemenang-takes-all, di mana kandidat yang memenangkan mayoritas suara di negara bagian tersebut akan menerima semua suara elektoral dari negara bagian tersebut.

- Electoral College Meeting

Setelah pemilihan umum, para elektor dari setiap negara bagian bertemu dalam Electoral College pada bulan Desember untuk memberikan suara mereka. Meskipun mereka secara tradisional memilih sesuai dengan hasil pemilihan umum di negara bagian mereka, tidak ada persyaratan hukum yang memaksa mereka untuk melakukannya.

- Kongres Menghitung Suara Elektoral

Setelah Electoral College memberikan suara mereka, Kongres bertemu pada tanggal 6 Januari tahun berikutnya untuk menghitung suara elektoral dan mengumumkan hasilnya. Calon dengan mayoritas suara elektoral secara resmi terpilih sebagai presiden, dan calon dengan suara elektoral kedua tertinggi menjadi wakil presiden.

- Inaugurasi Presiden

Presiden yang terpilih kemudian diambil sumpahnya pada tanggal 20 Januari di tahun berikutnya, dalam sebuah acara yang dikenal sebagai inaugurasi presiden.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus