PERINGATAN ulang tahun kesepuluh pemerintahan rezim Jenderal
Augusto Pinochet Ugarte di Chili, pekan lalu, disemarakkan
demonstrasi antipemerintah. Hanya beberapa jam setelah Pinochet
mengucapkan pidatonya di istana kepresidenan, huru-hara pecah di
sejumlah daerah pinggiran Ibukota Santiago. Massa melempari
polisi dengan batu, membuat api, dan memblokir jalan-jalan
utama.
Petang harinya, keadaan tiba-tiba hening. Soalnya, sore itu, di
stadion Santiago dilangsungkan pertandingan sepak bola antara
kesebelasan Chili dan Uruguay. Setelah pertandingan usai, dengan
tuan rumah keluar sebagai pemenang, massa kembali mengamuk.
Sampai pagi mereka berarak, berteriak, dan memukuli cacerolazo
-- panci khas Chili.
Bertentangan dengan ramalan para pengamat, aksi protes menentang
rezim Pinochet ternyata berkesinambungan. "Sudah tiba saatnya
bagi semua partai, dari kiri sampai ke kanan, bekerja sama
membangun alternatif demokratis terhadap rezim militer," ujar
Gabriel Valdes Subercaseaux, pemimpin Partai Kristen Demokrat.
Valdes baru saja keluar dari penjara, 12 Juli lalu.
Sekarang, paling tidak, terdapat dua kelompok koalisi
antipemerintah yang harus dihadapi Jenderal Pinochet. Yang
pertama adalah Persatuan Demokratik, yang didukung kelompok
Konservatif, Kristen Demokrat, Sosial Demokrat, dan Sosialis.
Kelompok kedua gabungan dari Gerakan Demokrasi Rakyat, yang
meliputi kaum komunis, sayap kiri Kristen, serta beberapa
kelompok sempalan sosialis.
Gelombang demonstrasi kelima, yang dimulai 8 September, kini
makin mengarah pada pertarungan berdarah. Hingga awal pekan ini,
lebih dari 60 penduduk sipil terbunuh, ratusan cedera, sekitar
tiga ribu lainnya dijebloskan ke penjara. Pinochet, selain
mengerahkan 18 ribu serdadu, menyambut para penentangnya dengan
belantan, bom gas air mata, anjing pelacak, dan peluru. "Perang
saudara mungkin segera berkobar," ujar seorang tokoh Persatuan
Demokratik.
Sepuluh tahun setelah menggulingkan Presiden Salvador Allende
Gossens, Pinochet membawa Chili ke nasib yang tidak menentu.
Utang negeri itu kini mencapai Rp 29 trilyun, inflasi 35%,
produksi industri anjlok 50%, dan satu di antara tiga warga
negara Chili tercatat sebagai penganggur. Produksi gandum
merosot pada tahun-tahun terakhir. "Secara teoretis, negeri ini
betul-betul bangkrut," ujar Gabriel Valdes.
Golongan menengah, yang selama ini menjadi tulang punggung
masyarakat Chili, juga kehilangan keseimbangan. Sekitar 70 ribu
di antara mereka hengkang ke negeri lain. Sementara itu, tidak
sedikit dokter, pengacara, ahli gigi, dan eksekutif bisnis
mengecat mobil pribadinya menjadi hitam dan kuning -- warna
taksi di Chili. Dalam beberapa bulan, jumlah taksi di negeri ini
meningkat dari 12 ribu menjadi 40 ribu.
Di luar jumlah korban yang tewas, cedera, dan terpenjara,
sekitar tiga ribu warga negara dinyatakan desaparecidos --
hilang secara misterius. Dan di berbagai negeri, ada sekitar 70
ribu orang Chili berkeliaran sebagai buangan politik.
Dalam kabinet baru yang dibentuknya, pertengahan Agustus lalu,
Pinochet memang mulai mendudukkan tokoh sipil. Namun, menurut
para tokoh oposisi, kekuasaan yang sesungguhnya tetap berada di
tangan militer. Pinochet memang mengandalkan dukungan senjata,
paling tidak sampai akhir masa jabatannya, 1989. Menurut seorang
diplomat Eropa, "dengan gaji yang tinggi, hak-hak istimewa, dan
anggaran belanja pertahanan yang terbesar dalam sejarah Chili,
Pinochet telah membangun angkatan bersenjata yang taat sebagai
kasta tersendiri."
Kritik dan dalam tubuh angkatan bersenjata sendiri bukannya tak
ada. KSAU Jenderal Fernando Matthei, satu di antara empat
anggota junta, pernah mempertanyakan manfaat angkatan bersenjata
yang demikian besar. Matthei sendiri membawahkan 15 ribu
prajurit angkatan udara. Selain itu, ada juga laporan tentang
ketidakpuasan 29 ribu anggota Angkatan Laut Chili. Tapi, dengan
53 ribu anggota angkatan darat yang kompak di belakang Pinochet,
kedua angkatan tadi tak bisa berbuat apa-apa. Dalam pertemuan
para jenderal Angkatan Darat Chili, Juli silam, belum terdengar
suara sumbang ke alamat Pinochet.
Sejak berkuasa, Pinochet melipatgandakan jumlah jenderal dari 25
menjadi 50. Ia kemudian menempatkan dinas rahasia angkatan laut,
angkatan darat, dan angkatan udara di bawah komandonya. Kekuatan
itu masih ditambah dengan 27 ribu polisi para militer.
Dalam pidato kenegaraannya, pekan lalu, Pinochet sama sekali
tidak memperlihatkan isyarat kompromistis. "Saya akan tetap
menjadi kepala negara Chili hingga 1989," ujar jenderal berusia
68 tahun itu. Ia juga mengharapkan, "hendaknya para tokoh
oposisi lebih realistis dalam menangapi proses transisi dari
kelompok militer ke kelompok sipil."
Ketegaran Pinochet memang terlihat dari caranya menghadapi
protes. Ia tidak ragu-ragu menangkap 70 pastor dan biarawati
yang berdemonstrasi di depan markas besar dinas rahasia nasional
Chili.
Demonstrasi menentang Pinochet juga meruyak ke luar Chili. Di
Spanyol, sekitar 10 ribu demonstran menuntut pemulihan demokrasi
di Chili dan diakhirinya penekanan, penculikan, penyiksaan,
serta krisis ekonomi. Di London, sekitar lima ribu golongan kiri
berkumpul untuk mengutuk Pinochet. Tapi sang jenderal tetap
belum tergoyahkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini