Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Islam di Rusia memiliki kebebasan dalam menjalankan ibadah sebagai pemeluk Muslim. Terlebih, setelah pada 1997 pemerintah Rusia menerbitkan sebuah undang-undang keagamaan dan institusi keagamaan, sehingga pelaksanaan ibadah umat Islam di Rusia lebih mudah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Melalui undang-undang itu, kami membangun masjid-masjid dan madrasah-madrasah. Di masjid-masjid dilaksanakan shalat lima waktu berjamaah dan ibadah-ibadah lain dalam Islam. Sedang di madrasah-madrasah, kami mengajar anak-anak dan remaja agama Islam, yang lurus. Tidak salah umat Islam menuntut hak-hak mereka karena HAM itu bersifat terbuka, termasuk urusan sholat. Siapa ingin shalat, maka shalatlah, walaupun bukan di masjid, mungkin di tempat mana pun,” kata Rasyid Bultaceyev, Ketua bidang spiritual Lembaga Pusat Keagamaan wilayah Ryazan, Rusia, Kamis, 3 Mei 2018 di Bogor, Jawa Barat.
Dia menceritakan, pada era Uni Soviet masjid-masjid diperintahkan tutup setelah waktu sholat. Akan tetapi sekarang masjid terbuka bebas, meski hanya pada malam hari.
Rasyid Bultacyev, Ketua bidang spiritual Lembaga Pusat Keagamaan wilayah Ryazan, Rusia. Sumber: Istimewa
Sekarang ini, diperkirakan ada sekitar lebih dari lima ribu masjid di seluruh Rusia. Namun di kota Moskow, hanya ada lima masjid. Kendati begitu, masjid-masjid di kota Moskow itu tidak pernah sepi dari orang-orang yang ingin menegakkan sholat.
Meski umat Islam Rusia adalah kelompok minoritas, Bultaceyev memastikan tidak ada peraturan khusus untuk melindungi umat Islam Rusia. Sebaliknya, setiap umat Islam yang melakukan kesalahan akan mendapat hukuman yang sama. Sebab hal ini adalah bagian dari penerapan hukum negara yang akan memenjarakan atau menghukum ketika seseorang melakukan pelanggaran.