Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Vge, berlian atau badut

Dalam pemilu di prancis akan bersaing menperebutkan kursi presiden a.l: giscard d'estaing, jacques chirrac, francois mitterand dan george marchais. (ln)

28 Maret 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

IA memutuskan untuk menjadi calon, siarkan lewat radio, 2 Maret, dikarenakan kedudukannya sebagai kepala negara dalam periode tujuh tahun terakhir membuat dirinya merasa dekat dengan tuntutan masyarakat. "Saya sudah mengetahui masalah Prancis, memahami masa depannya, dan tahu apa yang harus diperbuat agar negeri ini menjadi kuat, bahagia, dan bangga terhadap dunia yang akan datang," kata d'Estaing. Ia menyebut dirinya "calon dari rakyat". Giscard d'Estaing, 55 tahun, dalam pemilihan pertama, 26 April, akan bersaing dengan bekas Perdana Menteri Jacques Chirac, Ketua Partai Sosialis Francois Mitterand, dan Sekjen Partai Komunis Prancis George Marchais. Dari empat kandidat presiden Prancis itu, menurut pengumpulan pendapat umum yang dilakukan oleh koran Le Figaro dan Le Quotidien de Paris, dua pekan lalu Giscard d'Estaing dan Mitterand disebut mempunyai peluang yang sama. Menilik perimbangan pemilih hasil pengumpulan pendapat oleh Le Figaro dan Le Quotidien de Paris tampak tak ada calon yang bakal menang mutlak -- mengumpulkan angka di atas 50%. Menurut Undang-Undang Prancis, jika tidak ada calon yang mengantungi dukungan suara lebih dari separuh pemilih, maka pemilihan diulang lagi. Hari pemilihan kedua sudah ditentukan, 10 Mei. Dalam pemilihan tingkat terakhir calon yang akan bertarung tinggal dua orang -- mereka yang mengumpulkan suara paling banyak. Ketika skandal berlian 30 karat belum terungkap, 17 bulan lalu, Giscard d'Estaing dianggap kaldidat yang sulit untuk diimbangi. Ia, memasuki Istana Elysee pada usia 48 tahun dan merupalian kepala negara termuda di Prancis periode satu abad terakhir, dinilai sebagai penerus cita-cita tokoh legendaris almarhum Jenderal de Gaulle yang bisa diharapkan membawa negara ke tingkat terhormat di mata internasional. Giscard d'Estaing memang seorang de Gaullist. Para pemilih di Prancis, terutama generasi tua, umumnya adalah pengikut de Gaulle. Sekarang? "Hal para pemilih. Tanyalah dirimu: Apakah keadaan sekarang lebih baik atau lebih buruk dibanding tahun 1974?" seru Mitterand untuk memojokkan Giscard d'Estaing. "Perlu saya ingatkan bahwa Giscard d'Estaing hanya berbaik hati selama dua bulan dari tujuh tahun periode pemerintahannya." Mingguan humor pencemooh Le Canard Enchaine tentu saja tak ketinggalan. Dalam edisi yang terbit 18 Maret diungkapkannya kawat dari Ketua Palang Merah Afrika Tengah Ruth Rolland yang membantah pengakuan Giscard d'Estaing, seminggu sebelumnya. "Dengan menyesal saya beritahukan, sejak terpilih sebagai Ketua Palang Merah di Afrika Tengah (1980) saya tidak pernah menerima sumbangan apa pun dari Presiden Prancis," tulis Rolland pada Le Canard Enchaine. Giscard d'Estaing dalam pengakuannya, 10 Maret, menyebutkan bahwa hadiah berlian dari bekas Kaisar Jean Bedel Bokassa, Kepala Negara Afrika Tengah yang digulingkan pada pertengahan 1979, sudah dijual, dan sebagian besar hasilnya disumbangkan pada Palang Merah Afrika Tengah dan tiga badan amal lainnya seperti rumah sakit bersalin, pusat perawatan, dan misi. Ia tidak menjelaskan bilamana penjualan dilakukan, dan berapa harganya. Kini pernyataan Rolland mengguncangkannya lebih jauh. Hadiah Tanah Tapi pernyataan itu, beberapa jam setelah Le Canard Enchaine, beredar di pasar, disangkal keras oleh kantor Kepresidenan Prancis. Disebutkan bahwa sumbangan untuk Palang Merah Afrika Tengah itu telah dilaksanakan, 4 Februari, oleh kantor akuntansi kepresidenan atas perintah resmi Giscard d'Estaing. Tapi tidak diungkapkan jumlah sumbangan yang diberikan dan penguasa Afrika Tengah yang menerimanya. Mengenai berlian 30 karat, bernilai sekitar Rp 150 juta, memang tidak diberikan Bokassa setelah Giscard d'Estaing terpilih menjadi kepala negara. Harta itu diserahkannya pada masa Giscard d'Estaing menjabat Menteri Keuangan Prancis. Kisah suapan itu baru terungkap, 1979, gara-gara Bokassa menyerahkan setumpuk dokumen kepada penulis otobiografinya, Roger Delpey. Ternyata menurut pengakuan Delpey dalam wawancara dengan Le Monde bahwa Giscard d'Estaing tak hanya menerima berlian, juga tanah perburuan seluas 550 hektar di Afrika Tengah -- bebas dari beban pajak. Pembocoran isi dokumen yang diserahkan Bokassa ternyata berbuntut tak enak bagi Delpey. Ia dikirimi sepucuk surat ancaman dari seorang tak dikenal lewat pengacaranya. Ini surat ancaman itu, dimuat dalam Le Canard Enchaine, berbunyi "Jika dokumen yang sekarang disimpan di Swiss dipublikasikan, maka pihak yang menyimpannya di Jenewa akan dibunuh mati. Dan sesuatu yang tidak menyenangkan juga akan menimpa Nyonya Delpey. Tidak akan ada peringatan kedua dalam hal ini." Delpey pernah diculik oleh polisi Prancis, Mei 1980, setelah diperiksa ia dibebaskan. Badut Panggung Ancaman juga terjadi pada Giscard d'Estaing. Seorang penelepon gelap mengatakan kepada media massa di Paris bahwa ia akan menculik dan menyandera Henri, putra Giscard d'Estaing, untuk dipertukarkan dengan Philippe Maurice --seorang tertuduh yang dijatuhi hukuman mati karena pembunuhan. Penelepon mengaku sebagai saudara Maurice. Akibat ancaman itu Henri kini berada dibawah lindungan polisi. Giscard d'Estaing belum berkomentar tentang ancaman terhadap putranya. Amnesti Internasional, lembaga hak-hak asasi manusia, yang bermarkas di London telah pula menghimbau Giscard d'Estaing untuk mencegah pelaksanaan hukuman mati pertama di Prancis sejak 1977. Appeal terakhir Maurice telah ditolak, pekan lampau. Amnesti Internasional berseru kepada Giscard d'Estaing untuk "bertindak sesuai dengan sikapnya yang pernah menentang hukuman mati dan sesuai pula dengan nilai-nilai pokok internasional." Para pengamat politik banyak yang beranggapan himbauan Amnesti Internasional akan merupakan bahan kampanye yang ampuh bagi Giscard d'Estaing untuk mengalahkan lawan. Diduga Giscard d'Estaing memang bakal memanfaatkan situasi ini dalam memenangkan pemilihan umum nanti. Kemungkinan dikuasainya Prancis oleh seorang kepala negara beraliran sosialis bukan pula hal mustahil. Terbukti dari pengumpulan pendapat umum yang dilakukan Le Figaro dan Le Quotidien de Paris tokoh Mitterand ternyata sama populernya dengan Giscard d'Estaing. Apalagi kepala negara sekarang berada dalam posisi tak enak akibat skandal berlian 30 karat. Mengenai dua calon lainnya, Chirac dan Marchais, tak banyak diperhitungkan orang . Tapi tiba-tiba, pekan lalu, di luar empat kandidat tadi muncul calon baru lagi. Namanya Michel Colucci. Ia seorang badut -- di panggung dikenal dengan nama Coluche. Ia mencalonkan diri lantaran muak terhadap sistem politik Prancis. Coluche sejak 17 Maret melakukan mogok makan, dan akan terus mogok sampai diberi kesempatan tampil dalam wawancara televisi sebagaimana calon presiden lainnya. Sampai berita ini dlturunkan tak terdengar tanggapan pemerintah terhadap niat Coluche. Coluche, 36 tahun, mengaku pencalonan dirinya sebagai presiden tak lain untuk mengejek Giscard d'Estaing yang berambisi untuk terpilih kembali. Badut itu mengatakan dirinya akan memperoleh dukungan antara 5% sampai 11% dari pemilih. Coluche akan mengundurkan diri dalam pencalonan jika ia berhasil menang dalam pemilihan 26 April. Akan berhasilkah Giscard d'Estaing bertahan di Istana Elysee? Banyak orang yang menilai bahwa masih punya peluang. Ia, kepala negara ke-20 dari Republik Prancis sekalipun menang tipis atas Mitterand di tahun 1974, kelihatan masih diandalkan untuk mengatasi krisis ekonomi di Prancis. Giscard d'Estaing memang ahli dalam soal itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus