Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan warga Lebanon yang mengungsi akibat perang antara Israel dan Hizbullah kembali dari pengungsian saat gencatan senjata berlangsung antara Israel Hizbullah, Rabu, 27 November 2024. Banyak warga yang merayakan berakhirnya pertempuran mematikan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gencatan senjata itu menghentikan perang yang telah menewaskan ribuan orang di Lebanon. Perang menyebabkan pengungsian massal di perbatasan Lebanon dan Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perang meluas setelah hampir setahun terjadi baku tembak antara Hizbullah dan Israel. Serangan dilakukan Hizbullah untuk mendukung Hamas, sekutunya di Gaza.
Lalu lintas di jalan dari ibu kota Lebanon ke kota utama selatan Sidon macet sejak dini hari. Ribuan orang kembali ke rumah mereka.
Dilansir dari Al Arabiya, mobil dan minibus penuh dengan orang-orang yang membawa kasur, koper, dan selimut menuju selatan. Klakson berbunyi dan para penduduk bernyanyi merayakan gencatan senjata. Pendukung Hizbullah menggambarkan gencatan senjata sebagai kemenangan.
"Apa yang kami rasakan tak terlukiskan," kata seorang pengemudi Lebanon di jalan menuju selatan. "Rakyat telah menang!"
Di Lebanon, lebih dari 900.000 orang meninggalkan rumah mereka dalam beberapa minggu terakhir, menurut PBB. Ribuan orang pergi saat Israel menggempur daerah-daerah di seluruh negeri dengan fokus pada daerah-daerah tempat berkuasanya Hizbullah.
Sejak Oktober tahun lalu, Israel juga telah mengintensifkan serangannya terhadap Suriah, jalur utama senjata Hizbullah dari Iran ke Lebanon. Kementerian pertahanan Suriah mengatakan enam orang tewas dalam serangan Israel di perlintasan perbatasan dengan Lebanon pada hari Rabu, beberapa jam sebelum gencatan senjata dengan Hizbullah dimulai.
Pilihan editor: Israel Ajukan Banding Putusan ICC, Tolak Penangkapan Netanyahu dan Gallant