Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para pengungkap fakta atau whistleblower Israel mengungkapkan kondisi meresahkan tahanan Palestina di kamp gurun Sde Teiman. Ini sebuah pangkalan militer yang digunakan sebagai pusat penahanan di gurun Negev, menurut laporan CNN pada Jumat seperti dilansir Anadolu pada Sabtu 11 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut tiga warga Israel yang bekerja di fasilitas tersebut, penjara itu menampung warga Palestina yang diculik selama invasi Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para pengungkap fakta tersebut, yang mengambil risiko terkena dampak hukum dan pembalasan dari kelompok yang mendukung kebijakan garis keras Israel di Gaza, menggambarkan para tahanan ditahan dengan penyiksaan ekstrim.
Fasilitas ini terdiri dari dua bagian – satu bagian memiliki ruang tertutup di mana sekitar 70 tahanan Palestina ditahan secara fisik secara ketat. Yang lainnya adalah rumah sakit lapangan, tempat para tahanan yang terluka diikat ke tempat tidur, memakai popok, dan diberi makan melalui sedotan, menurut laporan tersebut.
"Sejumlah pria dengan pakaian abu-abu terlihat duduk di kasur setipis kertas, dikelilingi kawat berduri. Mata mereka ditutup, kepala mereka tertunduk berat di bawah sorotan lampu sorot,” kata laporan itu, mengutip para pengungkap fakta.
"Kami diberitahu bahwa mereka tidak diizinkan bergerak. Mereka harus duduk dengan tegak. Mereka tidak diizinkan berbicara. Tidak diizinkan mengintip dari balik penutup mata."
Seorang pengungkap fakta, yang bertugas di fasilitas medis rumah sakit lapangan, mengatakan: "Mereka melucuti segala sesuatu yang menyerupai manusia.”
Disebutkan bahwa penjaga diperintahkan untuk membungkam tahanan dan memilih individu yang “bermasalah” untuk dihukum.
Pengungkap fakta lainnya mengatakan pemukulan yang dilakukan "bukan untuk mengumpulkan data intelijen melainkan sebagai balas dendam. Itu adalah hukuman atas apa yang mereka (orang Palestina) lakukan pada tanggal 7 Oktober dan hukuman atas perilaku mereka di kamp.”
Hamas, kelompok pejuang Palestina, melakukan serangan pada 7 Oktober terhadap Israel, yang menyebabkan lebih dari 1.100 orang tewas dan menyandera lebih dai 200 orang.
Sebagai balasan, Israel melakukan pengeboman ke Gaza dan telah menewaskan lebih dari 35.000 warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan perempuan.
Pernyataan para pengungkap fakta tersebut juga menimbulkan kekhawatiran tentang perawatan medis di fasilitas tersebut.
Yang lain melaporkan “anggota badan tahanan diamputasi karena luka yang diderita akibat diborgol terus-menerus, bahkan prosedur medis terkadang dilakukan oleh petugas yang memiliki kualifikasi rendah,” tambah laporan itu.
Menanggapi permintaan komentar CNN, militer Israel menyatakan bahwa setiap tuduhan pelanggaran “diperiksa dan ditangani sebagaimana mestinya.”
Militer Israel tidak secara langsung menyangkal pernyataan bahwa para tahanan ditelanjangi atau memakai popok, namun dikatakan bahwa para tahanan “diberikan kembali pakaian mereka setelah bertekad untuk tidak menimbulkan risiko keamanan,” kata laporan itu.
ANADOLU | THE HILL