Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
DARI jauh kelihatan Yerus-alem, kota suci itu, bertakhta di atas perbukitan. Tenteram, ta-npa bom bunuh diri seperti yang terjadi di Tel Aviv tiga pekan lalu, tapi tak menjanjikan ketenangan. Yerusalem memang kota yang terbelah. Belah-an timurnya ketinggalan zaman, dihuni orang-orang Arab Palestina; belahan baratnya modern, didiami orang-orang Yahudi. Tapi ahir-akhir ini status quo sejak Perang 1967 itu mulai bergeser. Kepada Tempo, mantan Menteri Luar Negeri Palestina Nabil Shaath menyebut: Yerusalem akan kembali menjadi ”kawasan panas” baru konflik Pales-tina-Israel (lihat Ini Saat Tersulit).
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo