Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendapat

Berita Tempo Plus

Mengapa Opini Publik di X dan TikTok Bertolak Belakang

TikTok mulai banyak digunakan pemerintah untuk memanipulasi opini publik dan mengalihkan isu. Bagaimana dengan X atau Twitter?

18 November 2024 | 06.00 WIB

Ilustrasi: Tempo/J. Prasongko
Perbesar
Ilustrasi: Tempo/J. Prasongko

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Di Indonesia, media sosial juga punya peran sangat signifikan dalam mempengaruhi opini publik.

  • Kabar baiknya, bagi pengguna X di Indonesia (dan pegiat demokrasi secara umum), ruang publik di X terlihat resistan terhadap narasi tandingan serta pengalihan isu.

  • Kondisi berbeda terjadi di TikTok, konten tandingan malah memicu pengalihan isu.

PADA 2020, penelitian Pew Research Center memprediksi penggunaan teknologi digital, terutama media sosial, oleh publik akan melemahkan demokrasi dalam waktu sepuluh tahun. Hal ini di antaranya disebabkan oleh kecepatan dan kemampuan teknologi mendistorsi kenyataan, dampak turunnya jurnalisme, serta dampak meningkatnya kapitalisme dan monetisasi dari pengawasan ruang-ruang digital publik. 

Namun sepertiga responden penelitian juga berharap teknologi digital bisa menguatkan demokrasi selama kita bisa menemukan cara untuk melawan manipulasi informasi yang disebarkan oleh “info warriors1 dan kekacauan yang diakibatkan olehnya.

Sebelumnya, muncul fenomena yang disebut "techlash", suatu kondisi ketika pengguna Internet mulai khawatir akan disrupsi teknologi digital terhadap demokrasi. Fenomena ini mencuat pada 2016, berbarengan dengan peristiwa Brexit di Inggris serta terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat pada tahun yang sama (dan sekarang pada 2024). Kedua hal ini terjadi tentunya tidak lepas dari peran Internet dan media sosial dalam mempengaruhi opini publik serta hasil politik.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Dialektika Digital merupakan kolaborasi Tempo bersama KONDISI (Kelompok Kerja Anti Disinformasi Digital di Indonesia). KONDISI beranggotakan para akademikus, praktisi, dan jurnalis yang mendalami dan mengkaji fenomena disinformasi di Indonesia. Dialektika Digital terbit setiap pekan.

Redaksi menerima tulisan opini dari luar dengan syarat: panjang sekitar 5.000 karakter (termasuk spasi) atau 600 kata dan tidak sedang dikirim ke media lain. Sumber rujukan disebutkan lengkap pada tubuh tulisan. Kirim tulisan ke e-mail: [email protected] disertai dengan foto profil, nomor kontak, dan CV ringkas.

Derry Wijaya

Associate Professor, Co-director Data and Democracy Research Hub, Monash University Indonesia

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus