Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tiga tahun silam, tepatnya pada 22 Desember 2018 terjadi Tsunami Tanjung Lesung yang membuat masyarakat Indonesia berduka. Peristiwa ini disebabkan letusan Anak Krakatau di Selat Sunda yang menghantam daerah pesisir Banten dan Lampung, Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selat Sunda terletak di antara pulau Jawa dan Sumatra di Indonesia, dan di sepanjang Cincin Api Samudra Pasifik, yang dikenal dengan aktivitas seismik dan vulkaniknya yang teratur. Mengutip dari Disasterphilanthrophy.org, letusan tersebut memindahkan material vulkanik dan geologis yang cukup sehingga ketinggian Anak Krakatau naik dari 1.109 kaki (338 m) menjadi 361 kaki (110 m).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BMKG mengeluarkan peringatan air pasang sebelum tsunami melanda wilayah tersebut. Namun peringatan dini tsunami tidak dikeluarkan karena penyebab tsunami ini bukanlah gempa bumi.
Menurut laporan Pemerintah, peristiwa itu tercatat terjadi sebanyak empat kali di empat lokasi berbeda dengan gelombang pasang mencapai ketinggian 0,3 hingga 0,9 meter. Mengutip dari Reliefweb.int, gelombang tertinggi melanda Kecamatan Serang dengan ketinggian 0,9 m.
Ketinggian gelombang berkisar antara 12 kaki (3,75 m) hingga 21 kaki (6,6 m) dan tsunami melanda Pulau Sumatera di sisi utara selat dan Pulau Jawa di sisi selatan.
Peristiwa ini disebabkan oleh Anak Krakatau di Selat Sunda yang meletus dan menghantam daerah pesisir Banten dan Lampung, Indonesia. Setidaknya terdapat 426 orang tewas dan 7.202 terluka serta 23 orang hilang akibat peristiwa ini.
Orang yang tewas dalam peristiwa ini merupakan remaja, keluarga, dan oranh dewasa yang menghadiri konser tepi pantai oleh band pop Seventeen yang tidak mendapatkan peringatan sebelum tsunami melanda tenda tempat konser diadakan.
Tsunami Tanjung Lesung ini menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur di daerah yang terkena dampak serta pelabuhan yang mengakibatkan keterlambatan untuk mendapatkan bantuan dan pasokan pemulihan dalam jumlah besar kepada orang-orang yang terkena dampak tsunami ini.
VALMAI ALZENA KARLA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.