Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Padang - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat adanya peningkatan aktivitas Gunung Marapi, Sumatera Barat, sejak awal Maret 2024. "Status Gunung Marapi masih siaga atau level II, walau terjadi peningkatan," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Marapi, Teguh Purnomo, ketika dihubungi Tempo pada Senin, 4 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Teguh mengatakan, peningkatan aktivitas erupsi Marapi itu terhitung sejak Sabtu, 2 Maret 2024. Kala itu, terjadi 11 kali letusan dan 63 hembusan di Marapi. Jumlah letusan meningkat pada Ahad, 3 Maret lalu, yakni sebanyak 13 kali. Pada hari yang sama, jumlah hembusan tetap 63 kali. Sementara itu, sampai dengan Senin, 4 Maret 2024, Pos PGA Marapi mencatat terjadinya 4 kali letusan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, aktivitas Gunung Marapi pada awal Maret ini meningkat. "Letusannya terjadi dengan rentang waktu yang cukup dekat dan durasi rata-rata 40 detik ke atas," kata Teguh.
Dengan data terbaru ini, Gunung Marapi telah mengalami 230 kali letusan dan 2.210 kali hembusan sejak awal 2024. Secara umum, letusan dan hembusan pada letusan gunung berbeda, terutama ihwal dampaknya. dampaknya. Letusan terjadi akibat adanya tekanan di inti gunung yang memicu ledakan serta muntahan material vulkanik, gas, dan batu dengan kekuatan sedang hingga besar. Sedangkan hembusan biasanya menghasilkan asap atau mengeluarkan abu vulkanik, yang ditandai dengan minimnya getaran dan ledakan.
Atas meningkatnya aktivitas Gunung Marapi, Teguh mengimbau agar masyarakat terus waspada dan siaga. Masyarakat yang berada di pinggir sungai berhulu Gunung Marapi diimbau agar berhati-hati dengan potensi banjir lahar dingin. "Kami juga imbau masyarakat sebagaimana rekomendasi PVMBG, yakni untuk tidak beraktivitas di radius 4,5 kilometer dari kawah Verbeek," kata dia.