Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta- Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah mencatat penemuan dua batu candi di Dieng. Keduanya merupakan jenis batu yang sama, andesit, tapi dengan warna dan lokasi yang berbeda.
"Pertama komponen batu candi yang ditemukan di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, yang disimpan Makam Dieng Kulon berbentuk balok. Batu candi itu digunakan masyarakat sebagai jirat dan makam," ujar Kepala BPCB Jawa Tengah Sukronedi, melalui pesan WhatsApp, Senin, 7 Oktober 2019.
Komponen batu candi itu dalam kondisi tidak terawat dan banyak ditumbuhi lumut kera. Batu berwarna hitam itu tidak diketahui kapan waktu penemuannya. Benda ini, kata Sukronedi, merupakan peninggalan klasik Hindu Budha Jawa Tengah. "Sekarang dikelola oleh masyarakat Dieng Kulon," kata dia.
Sedangkan kedua merupakan makam Mbah Citra yang di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, tepatnya di TPU Dieng Wetan berbentuk nisan dan jirat. Batu tersebut berwarna abu-abu dengan bentuk persegi empat.
"Makam leluhur Desa Dieng Wetan itu tersusun dari komponen batu candi berbentuk nisan dan jirat. Salah satu komponen batu candi penyusun bagian kaki atau alas mempunyai ukuran panjang 130 cm, lebar 40 cm dan tebal 15 cm," tutur Sukronedi.
Batu-batu penyusun tersebut dalam kondisi aus dan banyak ditumbuhi oleh lumur kerak. Sukronedi berujar, terdapat juga komponen candi yang lengkap bagian alas, padma, tubuh dan atap.
"Yang kedua juga tidak diketahui secara pasti kapan penemuannya. Benda ini merupakan peninggalan klasik Hindu Budha Jawa Tengah, saat ini dikelola masyakat Dieng Kulon," kata Sukronedi.
Dengan penemuan bebatuan tersebut, tidak menutup kemungkinan lebih banyak lagi batuan candi yang raib atau terkubur oleh bangunan rumah warga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini