Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

BKSDA Tepis Video Viral Harimau Loreng di Hutan Jati Gunung Wilis

Warganet di Tulungagung dihebohkan video viral berstempel lokasi Sendang dengan gambar harimau loreng berjalan di tengah hutan jati Gunung Wilis.

19 Januari 2021 | 06.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gambar penampakan harimau yang berjalan di tengah hutan Jati. Kredit: ANTARA/HO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Tulungagung - Balai Konservasi dan Sumberdaya Alam (BKSDA) Blitar memberikan klarifikasi terkait dengan video viral berdurasi 29 detik berisi gambar bergerak harimau loreng di tengah hutan jati yang dinarasikan seolah di kawasan hutan lereng Gunung Wilis, Tulungagung, Jawa Timur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"(Video) itu sepertinya bukan di Indonesia, tapi di India," kata Kepala Resort Wilayah Konservasi 02 BKSDA Blitar Joko Dwiyono di Tulungagung, Senin, 18 Januari 2021.

Penjelasan Joko itu sekaligus menepis keyakinan sebagian warganet bahwa telah ditemukan bukti keberadaan harimau loreng (Jawa) di hutan kaki lereng Gunung Wilis yang berbatasan dengan Tulungagung.

Di India, lanjut Joko, spesies harimau liar memang masih banyak ditemui di dalam hutan rimba dan pegunungan.

Vegetasi hutan di India juga banyak yang di tumbuhan pohon jati. Vegetasi yang tertangkap dalam video 29 detik tersebut bahkan tidak ada yang identik dengan tanaman di lereng Wilis, khususnya yang ada di Kecamatan Sendang yang didominasi hutan pinus.

Beberapa hari terakhir, warganet di Tulungagung dihebohkan video pendek yang viral berstempel lokasi "Sendang" dengan objek gambar harimau loreng berjalan di tengah hutan jati.

Harimau itu tampak berjalan melewati warga yang mengambil video. Terdengar jelas suara istigfar dari warga yang ketakutan sambil berdoa meminta pertolongan dalam bahasa Jawa.

Isu kemunculan harimau besar memang membuat warga sekitar lereng Gunung Wilis resah. Pasalnya, beberapa petani hutan dan penyadap pinus mengaku sempat berpapasan langsung dengan kucing besar yang belum teridentifikasi jenisnya itu.

Informasi yang berkembang, kemudian sampai ke BKSDA Kediri dan Blitar, lalu ditindaklanjuti tim pengawasan dengan memasang sejumlah camera trap atau kamera jebak yang dilengkapi sensor gerak di titik-titik pernah diketahui keberadaan harimau tersebut.

Dari hasil pengumpulan bahan dan keterangan, Joko memastikan belum meng-update informasi penampakan harimau itu. Bahkan, dari tiga camera trap (kamera jebak) yang dilengkapi sensor gerak belum ada hasil.

Ia mengatakan bahwa pihaknya belum memeriksa lagi hasil dari kamera yang dipasang. "Untuk monitoring ada, belum hari ini. Kami ada tim lapangan di sekitar situ (hutan) yang menginformasikan kepada kami," kata Joko.

Dari informasi awal yang diterimanya dari warga saat memasang kamera Minggu lalu, harimau yang terlihat lebih dari satu. "Ada satu dewasa, itu induknya. Satu lagi kecil, mungkin anaknya," katanya. Dugaan awal harimau yang terlihat berjenis kelamin betina.

ANTARA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus