Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bandung - Serangkaian gempa tektonik mengguncang wilayah Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, sejak Senin dinihari, 4 Januari 2021. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah mencatat ada tiga gempa yang dirasakan dan satu yang memicu kerusakan bangunan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menginformasikan, gempa pertama yang dirasakan warga Morowali memiliki Magnitudo 3,5. Gempa ini terjadi pada pukul 01.27.39 WIB. Episentrumnya diketahui terletak pada koordinat 2,82 LS – 122,15 BT.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Tepatnya di darat, berjarak empat kilometer arah tenggara Bahodopi,” katanya lewat keterangan tertulis, Senin, 4 Januari 2021.
Gempa tersebut tergolong dangkal dengan kedalaman 16 kilometer di bawah permukaan. Guncangannya di Morowali dalam skala intensitas II MMI yang artinya intensitas gempa dirasakan sebagian orang dan membuat benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Selanjutnya muncul gempa kedua yang lebih kuat dengan Magnitudo 4,9 pada pukul 02.13.59 WIB. Sumber gempanya bergeser tidak jauh dari lindu pertama, yakni pada koordinat 2,80 LS – 122,20 BT. “Tepatnya di laut, lepas pantai Morowali pada jarak 8 kilometer arah timur Bahodopi,” kata Daryono.
Gempa kedua lebih dangkal lagi dengan kedalaman sumber 10 kilometer. Efeknya berupa guncangan kuat hingga skala intensitas V-VI MMI di Bohodopi, dan III MMI di Bungku. “Guncangan gempa ini sangat kuat dan berpotensi merusak di wilayah Kecamatan Bohodopi,” ujar Daryono.
Skala V MMI artinya getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak yang tidur jadi terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, serta menghentikan bandul lonceng.
Adapun pada skala VI MMI, getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua orang terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, dan menimbulkan kerusakan ringan bangunan.
Berikutnya, gempa ketiga dengan Magnitudo 3,6 pada pukul 03.32.13 WIB. Pusat gempanya berada di koordinat 2,71 LS – 122,06 BT. Lokasi tepatnya berada di laut atau lepas Pantai Morowali yang berjarak sekitar 21 kilometer arah tenggara Bungku pada kedalaman 28 kilometer.
Hingga pukul 07.00 WIB, BMKG mencatat seluruhnya ada delapan kali gempa dengan beragam kekuatan dan kedalaman. BMKG telah menganalisis sebaran lokasi sumbernya dan mendapati, "Pemicu gempa diduga aktivitas sesar aktif Segmen Geresa yang memiliki kecenderungan berarah barat laut-tenggara.”
BMKG mengimbau warga agar tetap tenang dan waspada dalam menghadapi peningkatan aktivitas kegempaan di wilayah Bungku dan Bahadopi. Masyarakat diminta memahami cara selamat saat terjadi gempa dan segera mencari perlindungan jika terjadi guncangan gempa kuat.
Selain itu karena wilayah tersebut rawan gempa, setiap bangunan harus mengacu aturan bangunan tahan gempa untuk mengurangi risiko dan warga dapat selamat saat terjadi gempa kuat.
Wilayah Bungku merupakan kawasan seismik aktif yang rawan gempa. BMKG mencatat sejak 2012 sudah mulai terjadi peningkatan aktivitas kegempaan yang intensif. Gempa dengan magnitudo 5,7 yang mengguncang Bungku pada 16 April 2012, misalnya, merusak 8 rumah warga di 3 desa hingga menyebabkan beberapa orang luka-luka.
Gempa merusak lainnya pada 24 Mei 2017 dengan Magnitudo 5,6. Gempa ini merusak beberapa rumah warga di dua desa di Bungku.