Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG menyebutkan anomali cuaca akibat El Nino masih terjadi hingga September 2023. Diprediksi dampak El Nino bisa mengakibatkan berkurangnya ketersediaan air atau kekeringan hingga berdampak pada ketahanan pangan.
Sebelumnya, merupakan fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normal yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur. Adanya pemanasan ini mengakibatkan bergesernya potensi pertumbuhan awan dari wilayah Indonesia ke wilayah Samudra Pasifik tengah sehingga akan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.
Bahkan, El Nino yang terjadi pada 2014 hingga 2016 menyebabkan kekeringan di Kanada dan Asia, yang berujung terjadinya gagal panen dan merusak ketahanan pangan lebih dari 60 juta orang. Oleh sebab itu, dirangkum dari berbagai sumber, berikut empat dampak dari El Nino di Indonesia.
1. kekeringan dan kebakaran hutan
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut anomali cuaca yang diakibatkan El Nino pada 2023 menyebabkan berkurang ketersediaan air atau kekeringan. El Nino menimbulkan gelombang panas yang parah, hingga berujung pada kekeringan dan kebakaran di beberapa daerah.
Mengutip dari distanpangan.baliprov.go.id, anomali El Nino menyebabkan penurunan curah hujan sehingga berdampak kekeringan. Alhasil, kekeringan tersebut mengurangi ketersediaan air irigasi dan menyebabkan kegagalan panen serta penurunan produksi tanaman.
2. Turunnya produksi pangan
Masih merujuk dari sumber yang sama, anomali El Nino juga mempengaruhi penyebaran hama tanaman. Perubahan kondisi cuaca ini menciptakan lingkungan yang lebih menguntungkan bagi beberapa penyakit dan hama. Hal ini disebabkan peningkatan suhu dan penurunan kelembaban sehingga meningkatkan perkembangan penyakit tanaman seperti hawar daun, wereng padi, ulat grayak, dan kutu daun.
Tak hanya itu, serangan hama mengakibatkan turunya produksi tanaman pertanian di Indonesia. Penurunan pasokan dapat mengakibatkan kenaikan harga produk pertanian, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada ketersediaan pangan dan stabilitas ekonomi.
3. Menyebabkan inflasi
Perubahan cuaca buntut dari El Nino berpotensi menyebabkan inflasi bagi indonesia. Hal ini disebabkan El Nino mendorong suhu tinggi di Indonesia sehingga menurunkan produksi pertanian dan pertambangan.
Suhu yang tinggi menyebabkan dampak kekeringan yang luas sehingga mengganggu musim tanam pertanian. Dilansir dari tanamanpangan.pertanian.go.id, suhu tersebut mengakibatkan penundaan dalam penanaman tanaman, penurunan luas tanam, bahkan kegagalan panen.
Selain itu, kondisi cuaca yang ekstrim akibat El Nino menyebabkan penurunan kualitas tanaman. Dimana buah maupun sayuran akan tumbuh tidak ideal dan cenderung memiliki rasa yang kurang enak.
4. Meluasnya pemutihan terumbu karang
Selain berdampak pada lahan dan pertanian, fenomena el nino juga berdampak pada terumbu karang Indonesia. Tepatnya pada 2015 hingga penghujung 2016 seluruh terumbu karang di indonesia mengalami pelebaran pemutihan akibat anomali cuaca El Nino.
Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI kala itu, Dirhamsyah mengatakan peristiwa ini mengakibatkan penurunan kondisi terumbu karang. Hal tersebut disebabkan peningkatan suhu air laut akibat fenomena anomali cuaca El Nino. Serta diperkirakan akan terjadi kembali akibat perubahan iklim atau El Nino berikutnya.
Pilihan Editor: Kemarau Panjang Imbas El Nino, Potensi Kebakaran Hutan di Madiun Tinggi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini