Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

El Nino Berisiko Bikin Petani Gagal Panen akibat Lahan Kering

El Nino dapat berdampak signifikan terhadap sektor pertanian.

28 Desember 2023 | 16.04 WIB

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Perbesar
Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - El Nino merupakan fenomena alami yang terjadi saat udara di Samudra Pasifik Tengah dan Timur menjadi lebih hangat dari biasanya. Fenomena ini disebabkan oleh perubahan pola cuaca global yang berdampak pula pada iklim di berbagai wilayah di dunia, termasuk Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian menganalisis bahwa selama periode El Nino berlangsung, terjadi perubahan aliran angin dan distribusi suhu di atmosfer. Dampak dari perubahan ini bisa meluas dan mempengaruhi cuaca serta iklim di berbagai daerah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"El Nino dapat berdampak signifikan terhadap sektor pertanian. El Nino menjadi tantangan besar, karena dapat mengganggu pola cuaca yang berdampak pada produksi pertanian dan kesejahteraan petani," kata PHMP Muda Direktorat Serealia, Davied Aprianto Sofyan, dikutip dari situs resmi Dirjen Tanaman Pangan.

Davied menilai perlu dilakukan langkah yang strategis untuk mencegah dan mengurangi dampak dari fenomena El Nino di Indonesia karena sangat menyulitkan masyarakat, terutama yang berprofesi sebagai petani.

Dampak El Nino bagi Petani

Kekeringan

El Nino menyebabkan peningkatan suhu permukaan laut dan penurunan curah hujan di beberapa wilayah. Hal ini dapat menyebabkan kekeringan yang berkepanjangan dan mengurangi ketersediaan air untuk lahan pertanian.

Jika kondisi ini dirasakan hingga lama oleh para petani, maka lahan yang digarap bakal kering akibat kekurangan air. Situasi ini menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu dan mengurangi hasil panen.

Munculnya Penyakit dan Hama

El Nino berpotensi menjadi faktor penyebaran penyakit dan hama pada tanaman petani. Sebab kondisi cuaca yang menjadi kering menciptakan lingkungan yang rentan pada pelbagai penyakit. Penyebaran hama pada tanaman juga kerap terjadi jika cuaca sedang panas-panasnya.

Perubahan cuaca akibat El Nino juga dapat menciptakan lingkungan yang lebih menguntungkan bagi beberapa penyakit dan hama pada tanaman, jika fenomena ini terus berlanjut maka bisa berimbas pada gagal panen pada sektor pertanian.

Penurunan Kualitas Tanaman

El Nino juga menjadi faktor penyebab cuaca ekstrem, sementara tanaman sangat rentan terhadap cuaca yang berubah-ubah tersebut. Kondisi serupa ini bisa dicontohkan pada peningkatan suhu yang tinggi dan menyebabkan kekeringan, lahan petani bakal sulit mendapatkan air lalu terjadi penurunan kualitas tanaman.

Fenomena ini juga menyebabkan hasil panen yang pada sektor pertanian di wilayah Indonesia menjadi tidak sempurna, misalnya muncul buah atau sayuran dengan ukuran yang kecil atau tidak memiliki warna yang cerah. Rasanya pun kurang enak dan kualitasnya buruk.

Gangguan Musim Tanam

Akibat perubahan cuaca dan kekeringan yang melanda wilayah Indonesia saat fenomena El Nino berlangsung, membuat petani memutuskan untuk menunda masa tanam mereka. Perubahan masa tanam ini mempunyai dampak yang besar, karena akan mengganggu kestabilan harga serta pemasukan dari petani itu sendiri.

Mengurangi Dampak El Nino untuk Pertanian

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah merancang garis besar untuk mengurangi dampak fenomena El Nino yang terjadi di Indonesia selama kurun waktu 2023 ini. Salah satunya dengan memantau cuaca, konservasi air dan diversifikasi tanaman.

Ketiga cara diatas disebut ampuh untuk mengurangi dampak El Nino, misalnya dalam hal pemantauan cuaca. Petani bisa melihat perkembangan tanamannya dan mengira-ngira apakah cuaca bakal berdampak buruk pada lahan mereka.

Dengan memahami perubahan pola angin dan cuaca, maka petani dapat mengatur jadwal penanaman, membuat irigasinya dan memelihara tanaman lebih efektif. Hal ini juga mengurangi risiko gagal panen pada petani.

Selanjutnya dengan membuat konservasi air selama fenomena El Nino berlangsung. El Nino mengakibatkan kekeringan, jadi sangat penting para petani di Indonesia untuk mengadopsi teknik irigasi yang efisien, misalnya menghemat air dan mempertimbangkan untuk pengumpulan air hujan sebagai sumber air alternatif.

Langkah jitu lainnya adalah diversifikasi tanaman. Langkah ini disebut pula dengan pertanian yang beragam untuk mengurangi risiko gangguan iklim. Para petani dapat menanam varietas tanaman yang lebih tahan terhadap kondisi kering atau panas. Diversifikasi tanaman juga dapat membantu mengurangi risiko gagal panen total akibat kekeringan yang terpengaruh selama El Nino berlangsung.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Alif Ilham Fajriadi

Bergabung dengan Tempo sejak November 2023. Lulusan UIN Imam Bonjol Padang ini tertarik pada isu perkotaan, lingkungan, dan kriminalitas. Anggota Aliansi Jurnalis Independen.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus