Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Banda Aceh - Terkuak penyebab kematian seekor Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatramus) di kebun warga di Kecamatan Mila, Kabupaten Pidie, Aceh. Diduga, gajah jantan berusia kurang dari 20 tahun itu mati tersengat listrik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Gajah itu ditemukan telah mati pada Rabu 9 September 2020. Lokasi temuan tepatnya di perkebunan warga Gampong Tuha Lala. "Hasil nekropsi tim medis di lapangan, dugaan awal gajah tersebut mati tersengat listrik," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Agus Arianto, Jumat 12 September 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Agus Arianto mengatakan tim medis sudah mengambil sampel untuk pengujian laboratorium guna memastikan apakah ada penyebab selain sengatan listrik. Dugaan awal dibuat berdasarkan keberadaan pagar-pagar yang dialiri listrik untuk melindungi kebun.
"Perlu penertiban terhadap pagar-pagar itu sebab sengatan listrik tidak hanya berbahaya dan menyebabkan kematian satwa, tetapi juga manusia," katanya.
Terkait gajah tersebut terpisah dari kawanan, Agus Arianto mengatakan hal itu biasa. Gajah-gajah muda biasanya berpisah dari kawanannya untuk mencari makan, kemudian bergabung kembali.
Agus menegaskan Gajah Sumatera merupakan satwa liar yang dilindungi. Berdasarkan data organisasi konservasi alam dunia, IUCN, populasi hewan besar jenis ini hanya ditemukan di Pulau Sumatera. Tapi kini termasuk spesies terancam kritis dan berisiko tinggi untuk punah di alam liar.
"Kerusakan habitat gajah dapat menimbulkan konflik dengan manusia. Konflik ini bisa menimbulkan kerugian ekonomi dan korban jiwa bagi manusia maupun keberlangsungan hidup satwa dilindungi tersebut," kata Agus Arianto.
Oleh karena itu, BKSDA Aceh mengimbau masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian alam khususnya satwa liar Gajah Sumatra dengan cara tidak merusak hutan yang merupakan habitatnya.