Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

Hujan Ekstrem di Balik Banjir Luapan Kali Angke, Ini Data dari BMKG

Banjir luapan Kali Angke mungkin mereda, tapi BMKG Banten peringatkan potensi cuaca ekstrem pada sore hingga malam hingga beberapa hari ke depan.

16 Juli 2022 | 23.44 WIB

Kondisi banjir di Perumahan Vila Pamulang, Kelurahan Pondok Petir, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Sabtu siang 16 Juli 2022. TEMPO/ADE RIDWAN
Perbesar
Kondisi banjir di Perumahan Vila Pamulang, Kelurahan Pondok Petir, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Sabtu siang 16 Juli 2022. TEMPO/ADE RIDWAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah aliran sungai meluap dan banjir merendam sebagian wilayah di Jabodetabek pada Jumat-Sabtu, 15-16 Juli 2022. "Banjir kali ini lebih parah daripada yang terakhir terjadi dua tahun lalu," kata Luki, warga Perumahan Vila Pamulang di wilayah perbatasan Kota Depok dan Tangerang Selatan, Sabtu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Wilayah perumahan itu berada di daerah aliran Kali Angke. Banjir dari luapan kali itu merendam rumahnya sepanjang Sabtu pagi dan siang hingga ketinggian sekitar satu meter, atau hampir setinggi batas bawah jendela. "Habis semua. Pasrah saja deh," katanya saat ditemui sedang membersihkan kembali rumahnya, Sabtu siang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ida Pramuwardani, Sub Koordinator Bidang Prediksi Cuaca di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mengungkap curah hujan ekstrem di balik meluapnya Kali Angke yang menyebabkan banjir di wilayah Tangerang Selatan dan Kota Tangerang tersebut. Dia menyebut curah hujan hingga 155,2 milimeter sepanjang Jumat sore sampai malam terukur di Dramaga, Bogor.

Dramaga termasuk kawasan hulu untuk aliran Kali Angke. “Curah hujan tertinggi terukur di Darmaga lalu di Citayam 98,7 mm, Pasar Minggu 89 mm, Pesanggrahan (Depok) 87 mm dan Katulampa 84 mm,” kata Ida dalam keterangan tertulis yang dibuatnya kepada Tempo.co mengenai hujan penyebab banjir di Jabodetabek, Sabtu.

Menurut analisa BMKG yang disampaikan Ida, intensitas hujan diperkirakan akan cenderung menurun dalam beberapa hari ke depan. Namun, dia memperingatkan, potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang dapat disertai petir dan angin kencang masih perlu diwaspadai di wilayah Jabodetabek bagian selatan.

Terpisah, prakirawan BMKG Wilayah 2 (Banten) Hilma Nurul menunjukkan cakupan pertumbuhan awan penyebab hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang terjadi dengan durasi cukup lama di wilayah itu, Jumat-Sabtu. Berdasarkan citra Satelit Himawari,  menunjukkan adanya pertumbuhan awan konvektif di wilayah Tangerang Raya pada Jumat pukul 17.00 WIB.

Banjir melanda permukiman warga di Pinang Griya, Kota Tangerang, Provinsi Banten, Sabtu, 16 Juli 2022. Tanggul Kali Angke di lokasi itu jebol. Foto Antara/Pemkot Tangerang

“Kemudian awan konvektif tersebut tumbuh dan menguat menjadi awan Cumulonimbus dan meluas cakupan hingga ke sebagian besar wilayah Tangerang Raya. Awan konvektif tebal terus konsisten berada di wilayah Tangerang Raya hingga (Sabtu) pagi hari,” katanya. 

Menurut Hilma, berdasarkan parameter-parameter indeks dari pemodelan cuaca yang digunakan BBMKG Wilayah II Tangerang Selatan, masih perlu diwaspadai akan adanya potensi cuaca ekstrem pada sore hingga malam di wilayah Provinsi Banten hingga beberapa hari ke depan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus