Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Empat perempuan peneliti mendapatkan penghargaan L'Oreal-UNESCO For Women in Science (FWIS) Fellowship 2019. Keempat penelitian tersebut menjadi pemenang setelah proposal penelitiannya mendapatkan nilai terbaik dari juri, karena dianggap menjadi solusi pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mereka adalah Ayu Savitri Nurinsiyah dan Osi Arutanti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Swasmi Purwajanti dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), serta Widiastuti Karim dari Universitas Udayana. Keempat wanita ini mengajukan proposal dengan bidang penelitian yang berbeda. Berikut detail penelitian keempatnya:
1. Ayu Savitri Nurinsiyah
Peneliti junior LIPI ini melakukan eksplorasi penemuan keong darat yang dapat mengungkap potensi biodiversitas sebagai solusi masalah kesehatan. Ayu dikenal di antara koleganya sebagai salah satu ahli terbaik dalam hal fauna keong darat Jawa.
Ayu memiliki tujuan mengungkap potensi biodiversitas Indonesia sebagai solusi dari masalah-masalah kesehatan. Ayu akan meneliti jenis keong darat native dan endemik Jawa yang memiliki aktivitas antimikroba terampuh dari protein mucus (lendir)nya.
Melalui penelitiannya, diharapkan dapat memanfaatkan biodiversitas keong secara berkelanjutan. Ia melihat sejumlah keistimewaan dari spesies keong, tapi banyak yang memandang sebelah mata dan sedikit orang yang tertarik untuk meneliti keong.
Padahal, menurut Ayu, di luar negeri banyak yang sudah memanfaatkan keong dan pada akhirnya penemuan itu dijadikan solusi bahan kosmetik. Ayu yakin banyaknya spesies keong di Indonesia, bisa memberikan solusi untuk tantangan yang ada saat ini.
2. Osi Arutanti
Osi Arutanti melakukan eksplorasi alternatif fotokatalis material yang efisien dan dapat diaktivasi dengan tenaga surya sebagai solusi permasalahan lingkungan. Osi menyadari teknologi pengolahan air yang ramah lingkungan dan berkelanjutan perlu diciptakan untuk mengatasi permasalahan kelangkaan air bersih.
Peneliti Kimia LIPI ini akan meneliti alternatif fotokotalis yang terjangkau, bisa direalisasikan, efisien, dan dapat diaktivasi dengan tenaga surya. Fotokotalis adalah proses oksidasi di dalam air yang dapat mendekomposisi polutan organik untuk dipecah menjadi karbon dioksida dan H2O.
Penelitiannya didasari oleh keinginan berkontribusi dan memberikan solusi untuk lingkungan sekitar. Juga pengalamannya saat berada di Kalimantan yang merasakan kesulitan mendapatkan air bersih. Walaupun banyak sungai, tapi airnya sudah banyak tercemar dan banyak lahan gambut yang memperburuk kualitas air.
Osi melalui penelitiannya berencana untuk membuat air yang tercemar melalui proses fotokatalis yang terjangkau dapat terurai dan aman bagi lingkungan.
3. Swasmi Purwajanti
Swasmi Puwajanti mengeksplorasi pengembangan super nanoadsorben multi-fungsi berbasis magnesium oxide dari bittern untuk dekontaminasi air yang lebih efisien. Perekayasa Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ini percaya bahwa bittern dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku fungsional nanomaterial untuk menangani isu polusi air.
Ia akan meneliti pemanfaatan dari bittern (hasil samping dari produksi garam) sebagai bahan baku pembuatan nanoadsorben. Melalui penelitian ini, ia berharap dapat membantu mengatasi permasalahan penyediaan air bersih yang bebas kontaminan di Indonesia melalui pendekatan nanoteknologi dengan biaya terjangkau.
4. Widiastuti Karim
Widiastuti Karim merupakan dosen Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana. Dia melakukan studi fungsi biologi Green Fluorescent Proteins (GFP) guna mengatasi pemutihan pada karang.
Kecintaaan Widiastuti akan ekosistem laut telah dimulai sejak kecil, dan semakin berkembang seiring dengan studinya mengenai ekosistem tersebut. Ia akan meneliti fungsi biologi GFP pada karang untuk mengatasi fenomena pemutihan karang di Indonesia.
Dengan penelitian tersebut dia berharap dapat merehabilitasi ekosistem terumbu karang. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang besar bagi dunia kelautan khususnya Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini