Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kapibara atau juga disebut babi air menjadi salah satu dari dua spesies hewan pengerat besar semi akuatik Amerika Selatan, yang tergolong sebagai satu-satunya anggota famili Hydrochoeridae. Mereka beradaptasi dengan baik dalam berenang, kapibara memiliki jari kaki berselaput sebagian untuk berenang, dan mata, telinga, hidung di atas kepala agar tetap waspada.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wajah menyerupai marmot, kapibara berambut pendek kecokelatan dengan moncong tumpul, kaki pendek, telinga kecil, dan hampir tidak ada ekor. Tumbuh hingga sekitar 1,3 meter dan beratnya mencapai 79 kg, tergantung pada jenis kelamin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Betina matang secara seksual pada usia 7 sampai 12 bulan dan jantan matang sekitar 15 dan 24 bulan yang dapat bertahan hidup enam sampai 12 tahun. Biasanya, betina sedikit lebih besar dari jantan, dapat melahirkan tiga hingga delapan anak setiap tahun; kehamilan membutuhkan waktu sekitar 110 hari.
Pengunjung menonton hewan pengerat Kapibara mandi di mata air panas di kebun binatang Anak Saitama, Higashi Matsuyama, Saitama, Jepang, 21 Desember 2014. Tujuh Capybara tersebut berasal dari Amerika Selatan, mereka suka menikmati mata air panas pada musim dingin di Jepang. Toshifumi Kitamura/AFP/Getty Images
Hewan Semi Akuatik
Disebut babi air, kapibara menyukai air untuk menjaga kelembapan kulit keringnya yang dapat ditemukan di habitat lembab, termasuk muara, rawa-rawa, tepi sungai, dan sepanjang sungai di Amerika Tengah dan Selatan. Tidur di sepanjang sumber air di vegetasi lebat untuk bersembunyi dari pemangsa agar tetap tenang.
Hidup berkelompok, kapibara memiliki kelompok yang berisi 10 ekor, semuanya dipimpin oleh pejantan dominan. Sebagai hewan krepuskular, mereka paling aktif saat fajar atau senja, kegelapan memberi kapibara perlindungan dari predator.
Kapibara hanya memakan tumbuh-tumbuhan, mereka kebanyakan makan tanaman air dan rumput, meskipun biji-bijian, melon, dan labu bisa menjadi makanannya. Tidak dapat memproduksi vitamin C sendiri, kapibara cenderung terkena penyakit kudis, sehingga kapibara harus mengkonsumsinya dalam jumlah yang cukup untuk makanan mereka.
Karena terus-menerus mengunyah tanaman, yang menjadi ciri umum hewan pengerat. Gigi kapibara terus tumbuh sepanjang hidup mereka untuk menggantikan apa yang hilang.
Kapibara mudah tidak terganggu akan keberadaan hewan lain yang hinggap atau duduk di atasnya, seperti burung, kelinci, dan bahkan monyet sering memiliki hubungan timbal balik dengan kapibara. Lantaran, burung akan memakan hama di bulu mereka.
BALQIS PRIMASARI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.