Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Hujan Ekstrem dan Banjir Sulawesi Selatan, Kapibara

Topik tentang banjir masih membekap sebagian wilayah Kota Makassar akibat hujan ekstrem menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

15 Februari 2023 | 23.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wali Kota Makassar M. Ramdhan Pomanto saat memantau banjir di sejumlah wilayah di Makassar, Senin 13 Februari 2023. Banjir Makassar disebabkan hujan ekstrem dan gelombang tinggi di laut. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Hari Ini dimulai dari topik tentang banjir masih membekap sebagian wilayah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, hingga sepanjang Selasa, 14 Februari 2023,. Banjir yang didahului curah hujan ekstrem 12-13 Februari tak hanya terjadi di Makassar, tapi juga Kabupaten Soppeng, Barru, Pangkep, Maros, Gowa, Takalar dan Jeneponto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berita terpopuler selanjutnya tentang media sosial Twitter tengah ramai akan perbincangan mengenai ‘masbro’ yang sebenarnya merujuk ke hewan capybara atau kapibara. Postingan mengenai masbro atau capybara digunakan sebagai meme lucu-lucuan di media sosial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, BMKG sudah tak lagi menyebut adanya dampak atau pengaruh Siklon Tropis Freddy untuk prediksi cuaca hari ini, Rabu 15 Februari 2023. Tapi ada bibit siklon tropis 91 P yang tumbuh di Teluk Carpentaria, Australia bagian utara. Bibit siklon ini bergerak ke arah barat daya-barat .

Hingga sepanjang Selasa, 14 Februari 2023, banjir masih membekap sebagian wilayah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Banjir yang didahului curah hujan ekstrem 12-13 Februari tak hanya terjadi di Makassar, tapi juga Kabupaten Soppeng, Barru, Pangkep, Maros, Gowa, Takalar dan Jeneponto.

Menurut data BMKG, pada periode itu wilayah Sulawesi Selatan mengalami curah hujan hingga lebih dari 150 mm. Dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo.co, Prakirawan Senior BMKG, Muhammad Irsal, menjelaskan cuaca hujan ekstrem tersebut dipicu oleh beberapa faktor.

Antara lain adalah aktifnya Monsun Asia disertai dengan aliran lintas ekuator yang signifikan pada 10 dan 11 Februari 2023. Ini menyebabkan intensifikasi pertumbuhan awan hujan.

Selain itu, kata Irsal, "Terpantau pula penguatan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia bagian utara." Faktor yang ini memicu terbentuknya pola pertemuan dan juga perlambatan angin (konvergensi dan konfluensi) di wilayah Indonesia bagian selatan ekuator, termasuk daerah Sulawesi Selatan.  

Belakangan ini, media sosial Twitter tengah ramai akan perbincangan mengenai ‘masbro’ yang sebenarnya merujuk ke hewan capybara atau kapibara. Postingan mengenai masbro atau capybara digunakan sebagai meme lucu-lucuan di media sosial.

Penyebutan kapibara sebagai masbro belum ditemukan asal-usulnya. Namun, sebagian warganet menduga nama masbro dilekatkan untuk kapibara karena identik dengan orang yang santai. 

Sontak, sosok hewan kapibara pun menjadi buah bibir, salah satunya mengenai habitat aslinya. Dilansir nationalgeographic.com, kapibara hidup di sebagian besar wilayah di Amerika Selatan bagian utara dan tengah. Bentuknya mirip seperti berang-berang tetapi dengan ukuran yang lebih besar. Bahkan, kapibara termasuk hewan pengerat dengan ukuran dua kali lebih besar dibandingkan hewan pengerat pada umumnya. 

Kapibara juga dikenal sebagai hewan perenang yang handal. Kapibara mampu beradaptasi dengan lingkungan berupa sabana banjir musiman dan lahan yang besar. Kakinya berselaput yang digunakan untuk berjalan di atas air. Sementara tubuhnya diselimuti oleh bulu lebat dengan warna merah hingga coklat tua dengan ukuran pendek. Ketika berada di daratan, bulunya lebih cepat mengering. 

BMKG sudah tak lagi menyebut adanya dampak atau pengaruh Siklon Tropis Freddy untuk prediksi cuaca hari ini, Rabu 15 Februari 2023. Tapi ada bibit siklon tropis 91 P yang tumbuh di Teluk Carpentaria, Australia bagian utara. Bibit siklon ini bergerak ke arah barat daya-barat .

Pergerakannya itu menginduksi peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot atau low level jet dari Laut Flores hingga Australia bagian utara dan dari Laut Banda hingga Papua bagian selatan. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan ketinggian gelombang laut di sekitarnya. 

BMKG juga memantau sirkulasi siklonik di Laut Timor dan di Samudera Pasifik sebelah utara Papua Barat. Sistem yang ini membentuk daerah konvergensi memanjang di NTT bagian selatan dan Samudera Pasifik sebelah utara Papua Barat. Pengaruhnya sama, yakni meningkatkan potensi awan hujan.

Daerah konvergensi lain terpantau memanjang dari Riau hingga Bangka Belitung, dari Sumatera Selatan hingga Laut Jawa bagiab barat, dari barat Banten hingga Jawa Barat, dan dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Selain itu juga dari Bali hingga Nusa Tenggara, dari Kalimantan Utara hingga Sulawesi bagian utara, dari Selat Makassar hingga Sulawesi Selatan, serta dari Sulawesi Utara hingga Maluku Utara dan di Maluku. Simak Top 3 Tekno Berita Hari Ini lainnya di Tempo.co.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus