Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

lingkungan

Kebocoran Gas Beracun di PLTP Dieng, Apa itu Hidrogen Sulfida?

Seorang pekerja di sumur bor Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi atau PLTP Dieng tewas karena terpapar kebocoran gas beracun hidrogen sulfida

14 Maret 2022 | 18.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pekerja di sumur bor Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi atau PLTP Dieng di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, tewas karena terpapar kebocoran gas beracun hidrogen sulfida (H2S) pada Sabtu, 12 Maret 2022. Sejumlah orang lainnya dibawa ke rumah sakit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Manajer Advokasi dan Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Tengah, Iqbal Alma mengatakan kejadian seperti itu menjadi alasan warga setempat menolak pembangunan unit pembangkit kedua dari PLTP Dieng. "Karena lokasinya dekat permukiman warga," kata Iqbal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lokasinya kebocoran gas di wellpad unit 28 milik PT Geo Dipa Energi, di Dusun Pawuan, Desa Karangtengah, Kecamatan Batur. “Kecelakaan kerja ini diawali dengan kegiatan pembersihan sumur,” kata Kepala Kepolisian Resor Banjarnegara Ajun Komisaris Besar Hendri Yulianto.

Apa itu hidrogen sulfida yang bocor di PLTP Dieng?

Mengutip Occupational Safety and Health Administration, hidrogen sulfida (H2S) merupakan gas tidak berwarna yang baunya menyengat seperti telur busuk. Gas itu mudah terbakar juga beracun. Orang yang menghirup gas beracun itu masih bisa selamat jika kadarnya rendah.

Insiden PLTP Dieng misalnya, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banjarnegara Andri Sulistyo mengatakan, para korban mengalami kejang, sesak napas, dan muntah. Satu orang meninggal karena menghirup gas beracun itu, seperti dikutip dari Antara.

Hidrogen sulfida lebih berat dibandingkan udara, maka terkumpul di tempat yang rendah. Jika bocor di ruangan tertutup, dampaknya sangat membahayakan manusia. Menurut National Center for Biotechnology Information, jika dibiarkan terlalu lama tertutup dalam ruangan atau wadah sempit yang panas, hidrogen sulfida bisa meledak.

Secara alami, hidrogen sulfida terbentuk antara lain di sumur minyak, gunung berapi, mata air panas, gas alam dan vulkanik. Gas itu juga bisa terbentuk karena bakteri pengurai organik, kotoran manusia dan hewan. Bakteri yang ditemukan di mulut dan saluran pencernaan manusia juga menghasilkan hidrogen sulfida.

Hidrogen sulfida bagian dari lingkungan alam. Hidrogen sulfida biasanya terurai di udara, karena itu paparan hanya mungkin berlanjut jika orang berdekatan dengan sumber pelepasan gas itu.

Mengutip Department of Health New York State, efek utama paparan gas beracun hidrogen sulfida jangka pendek maupun panjang pada hewan laboratorium mengiritasi hidung dan paru-paru. Ada pula efek kerusakan otak. Efek itu akan sama dialami orang yang menghirup hidrogen sulfida.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus