Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Klaim Batu Meteor dari Kebun Pepaya di Koto, Ada Campuran Logam Emas

Klaim berawal dari kesaksian bola api ajtuh dari langit pada akhir tahun lalu. Dugaan temuan batu meteor telah dilaporkan ke NASA tapi ...

20 April 2021 | 23.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga Kecamatan VII Koto, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Robi Tamar (40) memegang batu yang disebutnya berasal dari pecahan batu meteor luar angkasa atau meteorit. (Antarasumbar/Aadiaat M. S.)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Padang Pariaman - Robi Tamar, seorang warga Kecamatan VII Koto, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, mengaku telah menemukan dan mengumpulkan batu meteor dari kebun pepaya miliknya. Ada beberapa jenis batu dan ukuran yang disodorkannya, seluruhnya seberat delapan kilogram.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Robi mengatakan memungut dan mengumpulkan bebatuan itu pada Februari lalu. "Awalnya, sekitar akhir 2020, ada warga yang melihat api besar jatuh ke arah kebun saya, namun saya tidak percaya karena memang saya anggap daerah kebun angker," katanya, Selasa 20 April 2021.

Harga komoditas pepaya yang anjlok menambah berat langkahnya untuk menengok ke kebun saat itu. Baru pada Februari lalu dia kembali ke kebunnya dan mengaku menemukan serpihan-serpihan batu bekas terbakar. Ada satu seperti tertancap dan tanah disekitarnya menyembul seperti bekas lokasi ledakan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bukan hanya batu tapi beberapa tanaman juga masih tampak bekas hangus. Robi lalu teringat cerita warga sekitar soal bola api besar dari langit.

Sejak itu Robi berusaha mencari tahu jenis batuan tersebut. "Hingga akhirnya saya bergabung ke Komunitas Meteor Indonesia, di sana saya mencari orang yang memahami batu meteor," katanya.

Dari komunitas itu dia semakin yakin batu meteor yang ada di kebunnya itu. Batu bahkan disebutkan jenis langka karena campuran logam, tembaga, dan emas. Saat diuji, magnet dapat menempel di seluruh batuan yang ditemukan tersebut.

Ia menyampaikan dalam waktu dekat akan membawa untuk memeriksa batu tersebut ke Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk memastikan dugaan batu meteor. "Saya sebenarnya sudah mencoba menghubungi NASA (Badan Antariksa Amerika Serikat) namun diarahkan ke LAPAN," ujarnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus