Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikkan status aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) pada 20 Maret 2025. Langkah ini diambil menyusul peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan dalam beberapa hari terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh dari pemantauan visual dan instrumental, menunjukkan aktivitas visual dan kegempaan pada Gunung Lewotobi Laki-laki meningkat cukup signifikan, sehingga tingkat aktivitasnya dinaikkan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas)," kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 20 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pemantauan yang dilakukan pada periode 13 hingga 20 Maret 2025, terlihat kolom erupsi setinggi 1.000 hingga 2.500 meter dari puncak. Asap kawah utama berwarna putih, kelabu, dan hitam dengan intensitas tipis hingga tebal. Suara ledakan keras dari erupsi bahkan terdengar hingga Larantuka dan Maumere pada 20 Maret pukul 22.56 WITA.
Selain itu, tercatat adanya peningkatan signifikan pada aktivitas seismik gunung. Selama periode pemantauan, terjadi 55 kali gempa letusan, 176 kali gempa hembusan, 67 kali gempa harmonik, dan 83 kali gempa vulkanik dalam. Terdapat pula micro tremor dengan amplitudo dominan 3,7 mm pada 19 Maret 2025, yang mengindikasikan migrasi magma menuju permukaan.
Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat dan wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 7 hingga 8 kilometer dari pusat erupsi, terutama di sektor barat daya dan timur laut. Warga juga diimbau waspada terhadap potensi banjir lahar hujan di sungai-sungai berhulu di puncak gunung, khususnya di daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.
Masyarakat diminta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya dan tetap memantau perkembangan resmi melalui situs Magma Indonesia serta media sosial resmi PVMBG. Koordinasi dengan BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Satlak PB setempat terus dilakukan untuk memastikan kesiapsiagaan mitigasi bencana.