Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Lapisan ozon adalah wilayah atmosfer bagian atas dengan ketinggian antara 15-35 kilometer di atas permukaan bumi. Tanpa adanya lapisan ozon, kehidupan bumi tidak akan berjalan normal.
Ironisnya, seiring dengan perubahan iklim dan gas rumah kaca lapisan ozon ini kian menipis. Fenomena ini tentu akan berdampak signifikan bagi lingkungan bumi.
Apa Itu Penipisan Ozon?
Teori tentang penipisan ozon pertama kali dikemukakan pada 1974 oleh ilmuwan
Amerika, Mario Molina dan F. Sherwood Rowland. Mereka khawatir tentang dampak
CFC pada lapisan ozon. Hipotesis mereka disambut dengan banyak skeptisisme,
tetapi karya ilmiah 20 tahun berikutnya membuktikan bahwa mereka benar dan
mendorong hampir setiap negara di dunia untuk bertindak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Melansir situs resmi Government of Canada, penipisan ozon adalah istilah yang biasa
digunakan untuk menggambarkan penipisan lapisan ozon di stratosfer. Penipisan ozon
terjadi ketika keseimbangan alami antara produksi dan perusakan ozon di stratosfer
mengarah pada kehancuran. Faktor utama yang mengubah keseimbangan itu terjadi
karena aktivitas manusia.
Penyebab Penipisan Lapisan Ozon
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa bahan kimia buatan manusia tertentu bertanggung
jawab atas terciptanya lubang ozon Antartika dan hilangnya ozon global. Bahan kimia
ini adalah gas industri yang telah digunakan selama bertahun-tahun dalam berbagai
produk dan aplikasi termasuk semprotan aerosol, lemari es, AC, alat pemadam
kebakaran, dan pengasapan tanaman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebagian besar dari pelepasan bahan kimia buatan, yang dikenal sebagai zat perusak
ozon (ODS) bakal mengarah ke atmosfer. Ini adalah zat stabil yang tidak terurai di
atmosfer bawah dan mengandung atom halogen, misalnya klorin atau bromin.
Senyawa ini kemudian menghancurkan ozon melalui siklus katalitik yang kompleks.
Dampaknya bagi Lingkungan
Penipisan lapisan ozon menyebabkan peningkatan tingkat radiasi ultraviolet (UV) di
permukaan bumi yang merusak kesehatan manusia. Dampak negatifnya termasuk
peningkatan jenis kanker kulit tertentu, katarak mata, dan gangguan defisiensi imun.
Dilansir dari ec.europa.eu, fenomena ini juga berdampak pada ekosistem lingkungan.
Radiasi UV (efek bocornya lapisan ozon) juga mempengaruhi ekosistem terestrial dan akuatik, mengubah pertumbuhan, rantai makanan, dan siklus biokimia. Kehidupan air tepat di bawah
permukaan air, dasar dari rantai makanan, sangat dipengaruhi oleh tingkat UV yang
tinggi. Sinar UV juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman, mengurangi produktivitas
pertanian.
HARIS SETYAWAN
Baca juga : Hari Ozon Sedunia: 5 Cara Sederhana untuk Melindungi Lapisan Ozon
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.