Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum menjadi beras, padi yang telah panen akan berupa gabah sebelum diolah lebih lanjut. Dalam hal ini, ada yang disebut dengan Gabah Kering Giling atau GKG dan Gabah Kering Panen atau GKP. Lantas, apa perbedaan diantara keduanya?
Dikutip dari laman Indoagropedia Kementrian Pertanian, Gabah Kering Panen adalah gabah yang mengandung kadar air lebih besar atau gabah dari tanaman padi yang baru saja dipanen. Gabah jenis ini biasanya mempunyai kadar air sekitar 18 persen sampai 25 persen. Sedangkan, Gabah Kering Giling adalah gabah curah yang di simpan setelah mengalami proses pengeringan yang cukup dan dalam keadaan siap untuk di giling, dengan kadar air antara 13 hingga 14 persen.
Baca : Bukan Hanya Karena Impor, Ini Faktor Penentu Harga Beras Kerap Naik
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2012 tentang kebijakan pengadaan gabah atau beras dan penyaluran beras oleh pemerintah, terdapat isitilah-istilah khusus dalam penjualan gabah, antara lain GKP, GKG, dan GKS.
Gabah Kering Panen (GKP), merupakan gabah yang baru saja dipanen dari persawahan petani. Pada umunya, kadar air gabah setelah panen masih sangat tinggi yakni diatas 24 hingga 27 persen. Hal tersebut dapat dipengaruhi faktor kelembapan udara antara musin kemarau dan penghujan. Dalam jenis ini, kandungan kadar hampa atau kotoran maksimum yang ditetapkan pemerintah sebesar 10 persen.
Gabah Kering Simpan (GKS) adalah jenis gabah yang disimpan sebelum dilakukan penggilingan, oleh karena itu kandungan kadar airnya harus mencapai batas minimum 14 persen dan maksimum 18 persen dengan kandungan kadar hampa atau kotoran 3 hingga 7 persen.
Gabah Kering Giling (GKG) adalah gabah yang siap untuk digiling. Gabah jenis ini mempunyai batas maksimal kadar air 14 persen dengan kandungan kadar hampa atau kotoran maksimum harus 3 persen.
Dilansir dari publikasi Proses Pengeringan Gabah oleh eprints.umm.ac.id, gabah adalah biji padi sebelum di proses menjadi beras. Dalam komoditas perdagangan, gabah merupakan tahapan yang paling penting, karena penjualan beras lokal dengan jumlah partai dijual dalam bentuk gabah. Penjualan gabah dapat ditentukan dari kualitas gabah yang diperdagangkan. Kualitas gabah ini dapat ditentukan oleh kadar air dan kemurnian gabah.
Kadar air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur dan cita rasa produk gabah setelah dilakukan pengolahan. Kadar air juga sangat berpengaruh pada umur ketahanan gabah. Produk gabah yang memiliki kadar air yang tinggi akan rentan terhadap serangan bakteri, jamur, dan mikroorganisme yang dapat merubah bentuk serta struktur dari produk tersebut. Sehingga biasanya harga beras rendah.
MUHAMMAD SYAIFULLOH
Baca : Harga Beras Terus Naik, Jadi Penyumbang Inflasi di Awal Tahun
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini