Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Obyek diduga pecahan roket Cina, Long March 5B, yang jatuh tak terkendali ke Bumi pada Sabtu malam, 30 Juli 2022, ditemukan di atas lahan perkebunan warga Kalimantan Barat. Lempengan melengkung sepanjang sekitar dua meter itu tepatnya jatuh di Desa Pengadang, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peneliti di Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Thomas Djamaluddin, menyatakan sudah mendengar kabar adanya dugaan serpihan roket Cina bekas pakai itu di Kalimantan. Dia membenarkan dugaan bagian dari roket tersebut berdasarkan pemeriksaan ke lokasi yang juga sudah dilakukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Info yang kami terima sudah cukup untuk mengidentifikasi objek itu. Waktu dan lokasi titik jatuh juga sesuai dengan lintasan orbit CZ5B,” kata Thomas merujuk Roket Long March 5B yang baru saja digunakan mengangkut modul Stasiun Luar Angkasa Cina tersebut, Selasa 2 Agustus 2022.
Thomas mengungkapkan kalau serpihan roket itu akan dibawa kepolisian setempat ke Balai BRIN di Pontianak. Seluruhnya, kata Thomas, ada dua objek. Terlihat pada foto yang diberikan, objek yang kedua memiliki ukuran lebih besar, kemungkinan hingga empat meter dengan warna yang sama.
Diberitakan sebelumnya, roket Cina bekas pakai jatuh tak terkendali ke Bumi dan sempat memicu kekhawatiran masyarakat internasional. Thomas menyebut ukurannya 20 ton, namun ahli di Aerospace Corporation Center for Orbital Reentry and Debris Studies memperkirakannya sampai 25 ton dan tidak semua akan habis terbakar di atmosfer.
Benda diduga roket bekas pakai milik Cina yang jatuh ke Bumi tak terkendali teramati di langit Kuching, Sarawak, Malaysia, Sabtu malam 30 Juli 2022. Foto : Twitter
Belakangan diketahui sisa roket itu jatuh di Samudera Hindia sebelah barat daya Indonesia. Re-entry terjadi di atas Filipina selatan dan obyek yang terbakar itu terlihat melesat di langit Sarawak Malaysia, wilayah Kalimantan Barat serta Sumatera bagian selatan di Indonesia.
Karena ada kemungkinan pecahannya tersebar sepanjang lintasan terakhir, Thomas telah pada Minggu meminta warga yang menemukannya segera melaporkan ke Pusat Riset Antariksa BRIN melalui email [email protected].