Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada saat puncak gerhana Bulan total, Bulan berwarna merah karena sinar Matahari yang melewati atmosfer Bumi dihamburkan ke arah Bulan. Dilansir dari timeanddate.com, atmosfer bumi menyerap dan menyebarkan cahaya Matahari, tetapi cahaya dengan panjang gelombang yang lebih panjang, seperti merah, memiliki kemampuan untuk menembus atmosfer dan mencapai Bulan. Akibatnya, cahaya merah ini memantul dari permukaan Bulan. Lantas mengapa Bulan berwarna merah saat puncak gerhana Bulan total terjadi?
Proses perubahan warna bulan merah terjadi saat puncak gerhana, tepatnya ketika bulan mulai masuk ke umbra bumi. Dikutip dari laman Time and Date, saat bulan memasuki umbra, warna umbra cenderung hitam. Namun setelah bulan masuk ke dalam umbra seluruhnya warnanya akan berubah menjadi kemerahan. Perubahan tersebut disebabkan oleh Hamburan Rayleigh di atmosfer bumi.
Hamburan merupakan keadaan saat diameter partikel atmosfer lebih kecil dari panjang gelombang sinar yang berinteraksi. Sementara Hamburan Rayleigh terjadi ketika spektrum warna dengan panjang gelombang lebih pendek seperti ungu, biru dan hijau dihamburkan ke angkasa lepas. Lalu, spektrum dengan panjang gelombang lebih panjang seperti merah, jingga, dan kuning diteruskan ke pengamat.
Fenomena hamburan Rayleigh lain yang serupa dengan perubahan warna bulan terjadi adalah langit yang berwarna biru serta matahari yang berwarna kemerahan saat berada di ufuk rendah. Selain merah, gerhana bulan total juga dapat berwarna kecoklatan bahkan hitam pekat jika partikel seperti debu vulkanik ikut menghamburkan cahaya.
Spektrum warna dengan panjang gelombang lebih pendek seperti ungu, biru, dan hijau akan dihamburkan ke angkasa, lalu spektrum warna dengan gelombang yang lebih panjang seperti merah, jingga, dan kuning akan diteruskan ke pengamat atau yang melihatnya.
Menurut NASA, selama fenomena gerhana bulan, warna cahaya Bulan akan berubah menjadi merah karena satu-satunya sinar matahari yang mencapai Bulan melewati atmosfer Bumi. Namun, semakin banyak debu atau awan di atmosfer Bumi selama fenomena Gerhana Bulan Total ini terjadi, maka semakin merah Bulan akan muncul. Seolah-olah semua matahari terbit dan matahari terbenam di dunia diproyeksikan ke Bulan.
Macam-macam Gerhana Bulan
Berdasarkan jenisnya gerhana bulan dapat dibedakan menjadi tiga, yakni gerhana bulan total, gerhana bulan sebagian atau parsial, dan gerhana bulan penumbra. Gerhana bulan hanya bisa terjadi ketika Bulan purnama terjadi. Fenomena ini juga dapat diamati dari Bumi ketika malam hari. Berikut penjelasan tentang gerhana bulan lengkap dengan prosesnya.
1. Gerhana Bulan Sebagian
Gerhana Bulan sebagian terjadi ketika bagian Bulan memasuki bayangan Bumi. Namun, posisi antara Matahari, Bumi, dan Bulan tidak sempurna dalam satu garis. Sehingga bayangan Bumi akan terlihat sangat gelap pada sisi Bulan yang menghadap Bumi. Selama fenomena ini, sebagian permukaan bulan berada di daerah penumbra, sehingga masih ada sebagian sinar matahari yang masuk ke permukaan bulan.
2. Gerhana Bulan Penumbra
Gerhana bulan penumbra terjadi saat seluruh bagian Bulan berada di bagian penumbra. Saat fenomena ini, bayang-bayang penumbra Bumi membentuk bayang-bayang tipis pada permukaan Bulan, sehingga bulan terlihat redup.
Gerhana Bulan penumbra termasuk fenomena alam yang sangat langka dan terjadi selama 18 tahun sekali. Gerhana bulan penumbra juga dapat dibedakan lagi menjadi gerhana bulan penumbra total. Gerhana Bulan penumbra total terjadi ketika bagian bulan yang dekat dengan bayang-bayang umbra tampak lebih gelap dari bagian bulan lainnya.
Pilihan Editor: Ada Dua Gerhana saat Ramadan 2024, Pertanda Apa?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini