Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Cerita bebek bisa bicara di Australia dibuktikan bukan isapan jempol. Jenis bebek kesturi atau Biziura lobata dapat menirukan suara-suara yang mereka dengar seperti suara saat baru menetas, bersin kuda, bantingan pintu, pria batuk dan bahkan frase yang diduga pernah didengar dari mulut tuannya: You bloody fool!
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jenis burung air besar kelabu dari benua kanguru ini biasanya belajar untuk membuat siulan nada tinggi dari kawanannya yang lebih tua. Tapi, mereka yang dipelihara atau diternakkan berbeda dari yang lainnya dan telah memperdengarkan tiruan suara-suara di sekitarnya yang berelasi dengan kehidupan manusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Temuan ini menyediakan bukti kalau jenis bebek ini tergabung dengan burung beo, burung kolibri, beberapa jenis burung berkicau, paus, anjing laut, singa laut, kelelawar, gajah dan manusia sebagai pembelajar bahasa vokal. Itu artinya, Carel ten Cate dari Universitas Leiden, Belanda, mengatakan kalau mereka semua mendapatkan “ucapan-ucapannya” berdasarkan apa yang mereka dengar sebagai bayi.
“Pembelajar vokal itu langka dan butuh perlakuan spesial, jadi itu membuat bebek jenis ini juga spesial,” katanya yang mempublikasikan hasil studinya itu pada 6 September 2021.
Carel ten Cate mempelajari pembelajaran vokal pada bangsa burung dan belakangan tertarik kepada cerita bebek yang bisa bicara di Australia. Dia kemudian mencari dan melacak ilmuwan Australia pertama yang pernah mengungkap cerita itu 30 tahun lalu, Peter J. Fullagar.
Fullagar kemudian membaginya rekaman suara Ripper, bebek kesturi jantan berusia empat tahun. Ripper tumbuh sebagai hewan peliharaan tanpa kawanannya. Dalam klip rekaman itu, Ripper bergoyang dan bermain air sambil mencelotehkan kata-kata sumpah ketika berperilaku agresif. Bebek itu juga menirukan suara pintu dibanting ketika mencoba menarik perhatian bebek betina.
Fullagar juga membagikan suara bebek jantan kedua yang tumbuh di lokasi yang sama dengan induknya pada 2000. Bersama ibu-anak itu juga ada kawanan bebek hitam Pacific (Anas superciliosa). Sesama bebek kesturi jantan itu, kata Cate, “Bersuara wek wek biasa seperti bebek di taman.”
Cate menambahan, bebek kesturi betina tidak menunjukkan bunyi-bunyian vokal, sedang anaknya tumbuh dengan menirukan bunyi wek wek bebek hitam di sekitarnya.
Setelah memastikan rekaman suara itu autentik, ten Cate menggunakan software untuk mengkonfirmasi kalau bebek mengulangi bising dari lingkungan sekitarnya. Cate menemukan dalam beberapa kasus terdengar bebek menirukan suara-suara yang didengarnya di pekan-pekan pertama kehidupannya. Dalam rekaman, bebek mengeluarkan suara tiruannya sampai puluhan kali dalam hitungan menit, sekitar setiap empat detik.
“Ketika saya pertama mendengar cerita ini saya berpikir itu adalah candaan saja. Tapi mereka benar-benar berasal dari para ilmuwan dan pemilik yang dihormati, dan laporannya sangat bisa dipercaya,” kata dia.
Setelah mendiskusikannya dengan peneliti lain, Carel ten Cate menemukan kasus sejenis dari dua bebek kesturi peliharaan lain yang juga mem-beo. Keduanya menirukan suara seperti kuda bersin, suara batuk tuannya, dan pintu yang menderit. “Namun, meski kisah-kisah ini meyakinkan, kasusnya tidak banyak kemungkinan karena burung air liar biasanya terlalu agresif untuk bisa dipelihara,” katanya.
NEW SCIENTIST, ROYAL SOCIETY PUBLISHING