Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Taman Biodiversitas Berupaya Kembalikan Anggrek Alam Spesies Meratus

Biodiversitas Indonesia berupaya mengembalikan anggrek alam ke habitatnya.

2 Maret 2021 | 06.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Banjarmasin - Taman Biodiversitas yang didirikan Lembaga Pusat Studi dan Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia (Biodiversitas Indonesia) berupaya mengembalikan anggrek alam spesies meratus di Lembah Bukit Manjai, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Baca:
Peneliti Buktikan Tokek Bali Spesies Baru di Indonesia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kawasan hutan hujan tropis tempat tumbuhnya tanaman anggrek spesies meratus keberadaannya semakin terancam," kata Ferry F. Hoesain selaku Founder Biodiversitas Indonesia di Banjarmasin, Senin, 1 Maret 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terancamnya keberadaan tanaman anggrek tersebut, ungkap dia, akibat alih fungsi lahan dan perambahan anggrek itu sendiri oleh pemburu anggrek alam.

Untuk itu, Biodiversitas Indonesia berupaya mengembalikan anggrek alam ke habitatnya. Ferry juga berharap ke depan, Taman Biodiversitas bisa menjadi tempat riset dan konservasi anggrek alam asli Kalimantan.

Taman Biodiversitas hutan hujan tropis yang didirikan pada 5 November 2020 atau bertepatan dengan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional itu, kini sering dikunjungi mahasiswa untuk melakukan penelitian tentang ekosistem hutan hujan tropis.

Selain di Kabupaten Banjar, Biodiversitas Indonesia yang memiliki program utama "buy back land" atau beli kembali lahan juga membangun sarana edukasi dan riset Taman Biodiversitas Lahan Basah di Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala.

Di taman ini banyak ditumbuhi pohon buah lokal yang cukup langka, seperti kasturi, hambawang, kuweni, kecapi, jengkol, gayam, petai, sukun, nangka, cempedak, jambu bol, jambu air, balangkasua dan rambai.

Biodiversitas Indonesia terus mendukung program pemerintah untuk melestarikan keragaman hayati Indonesia di luar kawasan konservasi dan memperluas ruang terbuka hijau dengan mendirikan beberapa Taman Biodiversitas.

Adapun manfaat taman biodiversitas antara lain sebagai sumber genetik tumbuhan dan tanaman lokal, juga sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan serta ekowisata, sekaligus ruang terbuka hijau dan penambahan tutupan vegetasi.

"Jadi kawasan yang telah dibebaskan dijadikan kawasan penyangga atau green belt habitat satwa liar maupun tumbuhannya, dan dalam pengelolaannya didirikan sebagai Taman Biodiversitas," timpal Ferry.

ANTARA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus