Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Universitas Mulawarman Janji Kawal IKN Jadi Forest City yang Adaptif dan Inklusif

Mengaku paling mengenal kawasan yang kini dikuasai Otorita IKN, Universitas Mulawarman tak ingin masyarakat Kaltim hanya jadi penonton.

31 Mei 2024 | 12.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Mulawarman di Kampus Gunung Kelua di Samarinda, Kalimantan Timur. (istimewa)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Mulawarman di Samarinda, Kalimantan Timur, mengaku yang membangun konsep restorasi dan tranformasi hutan yang dikembangkan di miniatur hutan hujan tropis di kawasan Ibu kota Nusantara (IKN). Bersama Otorita IKN, Universitas Mulawarman lalu menetapkan lokasinya sebagai titik nol transformasi dari lanskap hutan tanaman menjadi natural tropical rainforest.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jadi kami mengembangkan suatu sistem yang berbeda, yang saat ini juga sedang kami uji keberhasilannya dalam kecepatannya melakukan perbaikan di IKN," ujar Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Rudianto Amirta, saat media briefing daring gelaran konferensi internasional pertama tentang kota hutan (forest city) yang diselenggarakan Otorita IKN dan Universitas Mulawarman, Selasa 28 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ditanyakan perihal sumbangan hasil riset untuk konferensi itu maupun pembangunan IKN, Rudianto menegaskan kalau Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman memiliki banyak rekam jejak riset di kawasan yang kini dikelola Otorita IKN. Dia mengklaim secara historis, kawasan itu sudah cukup dikenali dan diidentifikasi kondisi biodiversitasnya. "Banyak doktor lahir dari riset di sana," kata dia.

Berbekal sumbangan seri data yang panjang dan pendampingan yang diberikan, Rudianto menambahkan, "Ini komitmen kami untuk membuat smart forest city lebih bernilai dan adaptif untuk lingkungan."

Rudianto juga mengungkap harapannya konferensi internasional yang berakhir Kamis, 30 Mei 2024, benar berlanjut kedua, ketiga, dan seterusnya mengikuti alur dan periodisasi pembangunan IKN. Alasannya, yang dibicarakan saat ini baru pada titik terdalam atau sentrum pembangunan Nusantara.  

Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali (kiri) didampingi Pangkoarmada 2 Laksamana Muda TNI Yayan Sofiyan (kanan) mengamati peta wilayah Mabes TNI AL di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa, 22 Agustus 2023.  ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Profesor bidang konversi biomassa ini menekankan keinginan pembangunan IKN yang membawa pemerataan kepada lingkungan yang ada di kota-kota sekitarnya pula. Sehingga, dia menambahkan, terlihat konsep baru yang mewakili Indonesia masa depan di Nusantara nantinya, bukan masa lalu dalam framing yang baru. 

"Itu tantangan untuk kita bersama," ujar Rudianto, "Unmul tak ingin masyarakat Kaltim hanya jadi penonton...tapi mengawal proses membangun wajah yang bisa dirasakan semua pihak yang inklusif." 

Guru Besar dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman, Esti Handayani menambahkan bahwa pembangunan IKN harus memperhatikan masyarakat di wilayah pesisir. Termasuk juga biota dugong yang hidup dan menjadi ciri khas di perairan Teluk Balikpapan.

"Kita jangan berfokus pada wilayah IKN saja, tapi juga penyangganya," katanya sambil menambahkan pembangunan jangan sampai mengganggu, sebaliknya mendorong maju bersama. Antara lain, disebutkannya, IKN yang tidak mengganggu areal pemijahan ikan lewat konsep konservasi dan restorasi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus