Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bogor - Menteri Lingkungan Hidup, juga Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq mengapresiasi sistem Integrated Waste Management yang diterapkan dalam pengelolaan sampah di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Kabupaten Bogor. Hanif berkunjung ke TSI Cisarua pada Ahad, 16 Februari 2025, untuk mempelajari sistem pengelolaan limbah ramah lingkungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo dari TSI Cisarua, Hanif menilai sistem pengolahan sampah yang diterapkan TSI merupakan langkah nyata dalam menjaga lingkungan, meningkatkan kesehatan masyarakat, serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Disebutkan, Hanif memujinya sebagai salah satu bentuk kemandirian berbasis bisnis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya rasa ini penting di tengah upaya kami melakukan tindakan kuratif dalam pengelolaan sampah di seluruh Indonesia," kata Hanif dalam keterangan tersebut.
Pengelolaan sampah di TSI Cisarua itu diharapkannya menjadi inspirasi bagi daerah-daerah dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih efisien dan berkelanjutan, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. "Sistem ini dapat menjadi percontohan pengelolaan sampah bagi seluruh wilayah Indonesia," kata Hanif lagi.
TSI Cisarua menjelaskan mengelola sampahnya secara terintegrasi, berkolaborasi dengan PT Greenprosa Adikara Nusa. Bersama, mereka mampu mengelola sebanyak enam ton sampah per hari yang bersumber dari TSI, Hotel Royal Safari, dan Enchanting Valley.
Direktur TSI Jansen Manangsang mengatakan, Integrated Waste Management yang dijalankan merupakan fasilitas inovatif yang mengelola sampah secara berkelanjutan dengan prinsip ekonomi sirkular. Teknologi yang diterapkan meliputi pemilahan sampah sejak awal, pengolahan organik menjadi kompos, daur ulang anorganik, serta pemanfaatan energi dari limbah.
Beragam jenis sampah nonorganik dipilah dan diolah untuk didaur ulang menjadi lebih berguna. Di antaranya kotoran gajah diolah menjadi kertas yang bernilai tinggi. Sedangkan sampah organik (sampah basah sisa makanan dan sayuran) diolah menjadi maggot sebagai pakan ternak hingga minyaknya diekstrak menjadi bahan campuran kosmetik.
"Pendekatan ini telah berhasil mengurangi dampak lingkungan sekaligus menciptakan nilai tambah dari sampah yang dihasilkan," kata Jansen di bagian lain dari keterangan tertulis yang sama.
Menurut Jansen, Menteri Hanif Faisol telah mengungkap rencana untuk mengadopsi teknologi itu dan menduplikasinya di berbagai kabupaten dan kota di Indonesia, khususnya di area komersial seperti hotel, restoran, kafe (HOREKA), properti, perkantoran, serta pusat belanja. Harapan Menteri Hanif, konsep pengelolaan sampah terintegrasi ini dapat membantu mengatasi permasalahan limbah di kawasan urban dan mendukung target nasional dalam pengurangan sampah.
"Tentu kami dari TSI, menyambut baik inisiatif ini dan siap berkolaborasi dengan pemerintah dalam mengimplementasikan sistem pengelolaan sampah yang lebih luas," kata Jansen.