Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Sukabumi - Sedikitnya 1.782 rumah di Sukabumi, Jawa Barat, rusak akibat gempa yang mengguncang pada Selasa 10 Maret 2020. Jumlahnya bisa lebih banyak lagi karena pendataan dampak gempa darat berkekuatan 4,9 Magnitudo itu belum selesai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Jumlah kerusakan rumah yang paling banyak di Kecamatan Kalapanunggal dan Kabandungan," kata Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, Sabtu 14 Maret 2020.
Sutisna menyebutkan, data tersebut masih sementara karena tim gabungan yang bertugas di lokasi masih melakukan pendataan dan verifikasi. Selain itu ada beberapa kecamatan yang memperbarui data seperti Parakansalak.
Data yang baru masuk dari Kecamatan Parakansalak menyebutkan satu rumah rusak berat. Ada juga dari Kecamatan Cidahu sebanyak 12 rumah rusak sedang dan 28 rusak ringan, Kecamatan Warungkiara satu rusak ringan dan Kecamatan Cikidang masing-masing satu unit rumah rusak masuk kategori ringan dan sedang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Data dari Kecamatan Kabandungan menunjukkan sebanyak 95 rumah rusak berat, 214 rusak sedang dan 422 rusak ringan. Adapun Kecamatan Kalapanunggal mendata 168 yang rusak berat, 293 rusak sedang dan 546 rusak ringan.
Kondisi rumah yang rusak akibat gempa bumi di Kecamatan Kalapanunggal, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu, 11 Maret 2020. BMKG pun mencatat gempa terasa paling kuat di Cikidang, Ciambar, Cidahu, serta Kalapa Nunggal dengan paramter IV-V MMI, yakni getaran terasa hampir semua penduduk. Foto: BMKG
Bupati Sukabumi Marwan Hamami sudah menetapkan status tanggap darurat bencana (TDB) selama tujuh hari sejak 10 Maret lalu. Sepanjang periode itu Pusdalops BPBD setempat terus melakukan pemantauan, berkoordinasi dengan Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) dan semua kecamatan yang merasakan atau terdampak gempa dari zona lokal Sesar Citarik, tepatnya di wilayah Kalapanunggal, tersebut.
Marwan mengatakan berkoordinasi dengan Polri dan TNI seperti mendirikan tenda darurat untuk mengungsi warga yang rumahnya tidak bisa dihuni lagi. Mereka juga mendistribusikan bantuan darurat mulai dari makanan siap saji hingga perlengkapan tidur.
Gempa 4,9 M pada Selasa sore menjelang magrib itu tercatat sebagai gempa terkuat di daratan Pasundan sepanjang 19 tahun terakhir. Gempa darat terkuat di Jawa Barat berkekuatan 5,1 M terjadi di Ciamis-Kuningan pada 13 Januari 2001.