Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Edisi Khusus Kemerdekaan: MH Thamrin
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Halo pembaca,
Rupanya sejak sebelum kemerdekaan, Dewan Perwakilan Rakyat sudah jadi bahan olok-olok. Pada 2001, Presiden Abdurrahman Wahid menyebut DPR seperti taman kanak-kanak karena acap meributkan hal-hal sepele. Gus Dur kemudian menyesal menyamakan DPR dengan TK karena siswa TK masih suci, tak busuk seperti para anggota DPR. Di awal 1920-an, Ketua Partai Komunis Indonesia Semaoen menyebut Volksraad atau Dewan Rakyat sebagai “komedi omong”.
Dewan Rakyat adalah lembaga legislatif bentukan pemerintahan Hindia Belanda. Dibentuk pada 1916, Volksraad beranggotakan 36 orang dengan hanya 15 orang pribumi. Tapi menjelang akhir 1920-an, penduduk pribumi menjadi mayoritas. Selama berdiri, Volksraad menyusun enam undang-undang, tapi hanya tiga yang diterima pemerintahan kolonial.
Olok-olok Semaoen itu buyar ketika Mohammad Hoesni atau MH Thamrin menjadi anggotanya dan memimpin Fraksi Nasional pada 1939. Thamrin terkenal sebagai “macan Volksraad” karena kritik-kritiknya yang tajam kepada pemerintahan kolonial. Anak orang kaya ini menjadi pembela utama kaum miskin Batavia. Thamrin menjadi anggota Volksraad yang lantang menuntut kemerdekaan Indonesia.
Perjuangannya tak hanya terbatas di dalam Volksraad. Ia juga tokoh sepak bola. Thamrin menjadikan sepak bola sebagai alat persatuan. Ia menyumbangkan tanahnya untuk dijadikan lapangan sepak bola dan membentuk kelompok sepak bola yang kelak menjadi Persija Jakarta.
MH Thamrin juga seorang diplomat dan juru runding ulung. Ia teman beradu argumen dengan Soekarno. Kendati acap berselisih pendapat, keduanya bersahabat sampai akhir hayat. Dengan perannya yang penting di masa Revolusi itu, dengan sosoknya yang kompleks dan komplet itu, kami menyusun ulang riwayat perjuangannya dalam edisi khusus Hari Kemerdekaan tahun ini.
MH Thamrin menjadi contoh yang tepat untuk menunjukkan bahwa politik tak selalu arena yang kotor dan culas. Thamrin menunjukkan bahwa menjadi politisi tetap terhormat dengan menjaga integritas dan berpijak pada nilai-nilai. Latar belakang keluarga dan pendidikan Baratnya justru ia pakai sebagai senjata membela kaum lemah. Ia tokoh Betawi, tapi kepentingan yang ia perjuangkan di Dewan Rakyat adalah kepentingan Nusantara.
Di tengah terpuruknya peran wakil rakyat hari-hari ini, MH Thamrin bisa menjadi cermin untuk kita. Meski Dewan Rakyat dibentuk oleh pemerintahan kolonial, ia tak larut menjadi pembebek kekuasaan Hindia Belanda. Ia menjalankan fungsi cheks and balances dengan baik untuk mengontrol kebijakan-kebijakan pemerintahan kolonial yang merugikan.
MH Thamrin tak tergiur oleh lobi dan iming-iming jabatan. Tidak seperti para anggota DPR hari ini yang membuat keputusan melulu untuk kepentingan kelompok dan jalan aman untuk partai mereka belaka. Bagi Thamrin, di atas segalanya adalah kepentingan orang banyak.
Jika MH Thamrin terasa begitu luhung perilakunya, barangkali karena kita melihat apa yang dilakukan para wakil rakyat sekarang berkebalikannya, setelah Indonesia merdeka 79 tahun. Semoga edisi khusus Hari Kemerdekaan ini memberi refleksi kepada kita: sejarah Indonesia terlalu mahal ditukar dengan kepentingan politik sesaat yang meninggalkan cita-cita kita merdeka pada 1945.
Selamat membaca,
Bagja Hidayat
Wakil Pemimpin Redaksi
Edisi Khusus Kemerdekaan M.H Thamrin: Wakil Rakyat yang Sesungguhnya
Lahir dari keluarga kaya, MH Thamrin menjadi macan Dewan Kota. Pejuang kemerdekaan yang berpihak kepada mereka yang lemah.
Kiprah M.H Thamrin di Gemeenteraad Batavia: Mengangkat Derajat Rakyat Miskin Kota
Saat menjadi anggota Gemeenteraad, MH Thamrin memberikan beragam gagasan untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat kecil.
Hubungan Sengit M.H. Thamrin dengan Sukarno
MH Thamrin dan Sukarno kerap dianggap berseberangan dalam taktik kooperatif dan nonkooperatif. Nyatanya mereka berkawan dekat.
Keluarga M.H Thamrin: Orang Kaya yang Peduli Orang Miskin
MH Thamrin tumbuh dalam lingkungan pendidikan Barat dan masyarakat Betawi yang religius. Menjadi politikus yang pro-pribumi.
Usaha M.H Thamrin Mengubah Kampung Kumuh Jakarta
Nama MH Thamrin diabadikan pada jalan protokol dan proyek perbaikan kawasan kumuh Jakarta. Berperan pula di bidang pers.
Nasional
Ganti Rugi Bagi Keluarga Anak Penderita Gagal Ginjal Akut Tak Jelas
Keluarga anak penderita gagal ginjal akut masih mengharapkan keadilan. Jumlah anak yang menjalani cuci darah naik.
Ekbis
Alasan Pemerintah Mewajibkan Asuransi Kendaraan Bermotor
Rencana pemerintah mewajibkan asuransi kendaraan dan TPL terus bergulir. Ada dugaan asuransi menjadi cara meraup dana publik.
Hukum
Pesan Kunci Kematian Vina yang Membuyarkan Cerita Rekayasa Pembunuhan
Transkrip SMS telepon seluler Vina Dewi Arsita tak pernah muncul di persidangan. Menjadi bukti baru kematian Eky dan Vina.
Lingkungan
Mengapa Mitigasi Krisis Iklim Indonesia Tersendat
Pertumbuhan proyek berkelanjutan seret, jauh tertinggal dari sektor ekstraktif. Janji mitigasi krisis iklim sulit terealisasi.
Baca selengkapnya di Majalah Tempo: