Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Newsletter

Seribu Wajah Aguan Pendiri Agung Sedayu Group

Memiliki peran pelbagai proyek pembangunan nasional pemerintah. Dari pembangun PIK 2 hingga IKN.

14 Februari 2025 | 18.00 WIB

Seribu Wajah Aguan Pendiri Agung Sedayu Group
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dikenal sebagai bagian dari para taipan berjuluk “Sembilan Naga”, Sugianto Kusuma alias Aguan mengelola berbagai bisnis jumbo di negeri ini. Ia memulai bisnisnya pada masa Orde Baru. Kedekatannya dengan penguasa saat itu ditengarai membuat perusahaannya, Agung Sedayu Group, berjaya. Bisnisnya merambah ke berbagai lini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Pendiri Agung Sedayu Group itu kini memimpin sejumlah pengusaha kakap membangun Ibu Kota Nusantara. Aguan pun kecipratan membangun Tropical Coastland, proyek strategis nasional yang berdampingan dengan kawasan Pantai Indah Kapuk 2 yang juga dimilikinya. Dia juga turut membangun proyek tiga juta pemerintah yang digagas pemerintahan Prabowo Subianto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pada Selasa, 26 November 2024, Aguan berkenan menerima wawancara khusus dengan Tempo. Selama ini, ia tak pernah mau meladeni permintaan wawancara dengan wartawan. Selama sekitar 2,5 jam, ia blak-blakan menjawab berbagai pertanyaan soal kerajaan bisnisnya dan proyek-proyek yang digarapnya.

Salah satunya soal perannya dalam membangun IKN dan imbal baliknya, yaitu penetapan Tropical Coastland sebagai proyek strategis nasional. Ia mengaku diperintah untuk berinvestasi di IKN. Keterlibatannya di sana bertujuan menjaga “wajah” presiden. Ia pun menjawab tudingan berbagai pihak bahwa ia merupakan oligark di belakang pemerintah.

Bisnis Aguan tak selamanya moncer. Ia pernah terimbas krisis moneter 1998. Pada 2016, Aguan terseret kasus dugaan suap reklamasi pantai utara Jakarta. Dalam kasus itu, Aguan ditengarai sempat meminta Sunny Tanuwidjaja, anggota sfaf Gubernur Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama, agar kontribusi pengembang diturunkan menjadi 5 persen. Aguan pun dicegah bepergian ke luar negeri.

Pembaca, Anda dapat membaca laporan utama majalah Tempo soal sosok Aguan dan perannya dalam berbagai proyek pemerintah di sini. Simak pengakuannya dalam wawancara eksklusif dengan Tempo. Selamat membaca.

Stefanus Teguh Edi Pramono

Stefanus Teguh Edi Pramono

Bekerja di Tempo sejak November 2005, alumni IISIP Jakarta ini menjadi Redaktur Pelaksana Politik dan Hukum. Pernah meliput perang di Suriah dan terlibat dalam sejumlah investigasi lintas negara seperti perdagangan manusia dan Panama Papers. Meraih Kate Webb Prize 2013, penghargaan untuk jurnalis di daerah konflik, serta Adinegoro 2016 dan 2019.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus