JAKARTA, juara umum PON VIII perlombaan atletik minggu silam
itu, patut ditimbang-timbang. Melihat kemajuan prestasi daerah
yang cukup pesat, tidak mustahil mereka akan kehilangan beberapa
medali emas dalam PON IX nanti. Misalnya, untuk nomor 4 x 400 m
puteri, kekalahan tim Jawa Timur dalam perbedaan tipis 1,6 detik
(prestasi regu Jakarta 4:05,4 detik) tak lain kesalahan strategi
dari pelari terakhir, Jenny Sumampouw saja. Seandainya Jenny
tidak mencoba memotong Lelyana pada jarak 100 m pertama, tapi
menempelnya sampai pada kejauhan 250 m, mungkin keadaannya akan
lain. Sebab Jenny punya potensi untuk melawan penajaman
kecepatan pada jarak pendek. Sebaliknya Lelyana yang punya
kebiasaan sebagai pelari jarak menengah bergerak konstan dalam
tempo. "Tim Jawa Timur kurang ini saja", kata seorang hakim
atletik tak mau disebut nama sembari menunjuk ke kepalanya.
Maksudnya: kurang memakai perhitungan.
Juga pada beberapa nomor perlombaan lain, kelemahan daerah
terlihat dari kekurangan pengalaman bertanding. Sekiranya mereka
mendapat kesempatan seperti yang diperoleh atlit-atlit ibukota,
dominasi Jakarta dapat dipastikan cukup terancam. "Lihat saja
dalam PON IX nanti. Dengan 15 atlit untuk nomor atletik minimal
kita akan menempati urutan 3 besar", gertak Fabanyo. Untuk mata
perlombaan yang sama Jakarta memperoleh jatah 40 olahragawan.
Juga Jatim. "Adanya persaingan yang ketat 'kan baik untuk
prestasi", jawab Erwin Baharuddin Ketua KONI Jaya diplomatis,
ketika ditanyakan tentang kemungkinan hilangnya beberapa medali
emas dari tangan Jaya dalam cabang atletik PON IX.
Tapi yang perlu: rekor nasional harus pada pecah, atlit-atlit
baru harus pada muncul.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini