Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

1-0 Untuk PSSI

Pertemuan koni pusat dan pssi, menghasilkan 3 pasal pernyataan yang mengambang. koni pusat menilai jiwa ad/art pssi bertentangan dengan ad/art koni, mayjen soeharto menyaksikan kedua pertemuan itu. (or)

30 Oktober 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERTEMUAN KONI Pusat dan PSSI Selasa pekan lalu hanya membuahkan 3 pasal pernyataan yang ngamhang. Pernyataan yang dibuat Sekjen KONI Pusat, M.E. Siregar dengan tulisan tangan itu hanya sekedar menyinggung "pentingnya pertemuan tersebut dalam rangka terjalinnya komunikasi yang baik". Dan "pertemuan tersebut berguna karena dilakukan secara berterus terang". Lalu pernyataan ditutup dengan rencana untuk melanjutkan pertemuan serupa di waktu yang akan datang. Dari pernyataan yang diplomatis itu peluang orang untuk menafsirkan apa yang sesungguhnya telah berlangsung selama 3 jam pertemuan, jadi buntu. Dan jangan lupa suara-suara dari daerah baik KONI maupun bond anggota PSSI -- tidak mustahil akan cepat memberi stempel "banci" pada pimpinan KONI Pusat. Sebab, bagaimanapun juga dukungan mereka sia-sia belaka. Dan pertemuan Ketua Harian KONI Pusat, Suprayogi, dengan Presiden Soeharto menjelang pertemuan tersebut, agaknya belum cukup memperkuat moril pimpinan KONI Pusat itu untuk bertindak menurut pendapat umum. Tapi sumber TEMPO di KONI mengatakan, bahwa pertemuan tersebut memang belum sampai pada "penindakan terhadap Ketua Umum PSSI". Baru berkisar pada AD/ART PSSI yang disyahkan oleh Kongres Medan April 1975 yang lalu. Dalam hal ini KONI Pusat menilai jiwa AD/ART PSSI itu bertentangan dengan AD/ART KONI. Tapi oleh Bardosono kesalahan itu dikembalikan pada pimpinan KONI Pusat yang tidak seksama mengikuti perkembangan PSSI. Meskipun langsung ditangkis oleh KONI bahwa permintaan untuk peroleh AD/ART tersebut tak perlu dikirimkan PSSI, sehingga pihak KONI terpaksa mendapatkannya dari anggota PSSI. Nyaris terjadi debat kusir pula ketika surat permintaan untuk "kongres luar biasa" ditanyakan KONI pada Bardoso. Jawab Ketua Umum PSSI itu: tak pernah ada surat permintaan semacam . . Bardosono malah tak lupa menyebutkan sejumlah besar kartu "selamat berlebaran" dari daerah-daerah yang dialamatkan kepada dirinya sebagai dukungan untuk Ketua Unum (TEMPO, 23 Oktobcr 1976). Tapi kehadiran Mayjen Soeharto, Wakil Kepala Badan Kekaryaan ABRI, dalam pertemuan KONI - PSSI itu agaknya menyingkapkan suatu aspek baru dari pergolkan di tubuh PSSI. "Orang luar" itu nampaknya dipersilakan menyaksikan sendiri sejauh mana "kekuasaan dan jabatan seseorang telah mengacak-acak aturan permainan". Dari hasil pengamatan Mayjen Soeharto ttu bukan tidak mungkin akan merintis perkembangan baru dalam tubuh kepengurusan PSSI: Bardosono jalan terus atau mundur. Untuk menentukan sikap pimpinan PSSI masih akan berunding pada tanggal 25 Oktober. Dalam hal ini kata-kata Sekum PSSI, Jumarsono, menjelang pertemuan pekan lalu itu patut dikutip: "Kalau tujuan pemanggilan Ketua Umum itu hanya untuk menggantikan Bardosono, saya jadi kasihan sama prestise Pak Suprayogi . . . ". Nyatanya memang demikian. Paling tidak untuk sementara: 1-0 untuk PSSI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus