Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BIRU-biru masuk Stadion Utama Senayan. Setahun yang lalu, siapa yang percaya itu? Tapi begitulah kenyataannya. Bulan depan para penonton sepak bola babak 6 besar divisi utama perserikatan PSSI di Senayan akan bisa menyaksikan kostum biru-biru Persiba Balikpapan. "Kami melampui target," ujar Ronny Pattinasarany, yang melatih Persiba sejak awal Oktober 1987. Semula Persiba hanya diharapkan bisa bertahan di divisi utama - tak terkena degradasi. Ternyata -- berkat polesan Ronny -- kesebelasan Kota Minyak itu malah masuk putaran fin- al. Kesebelasan Balikpapan memang tampil kompak dan ngotot. Mereka menggunakan sistem 4-3-3. Pola serangan dibangun lewat operan-operan pendek "tik-tak". "Saya tak suka anak-anak bermain kasar. Saya cuma ingin memperlihatkan bahwa sebagai pendatang baru kami juga memiliki teknik bermain bola yang indah," ujar Ronny, 38 tahun, yang memperoleh sertifikat pelatih S-2 tahun 1978 di Jakarta. Dari pengurus Pcrsiba ia menerima imbalan sekitar Rp 1 juta sebulan di luar bonus dan fasilitas lainnya. Yang digenjot Ronny adalah menempa mental anak-anak Balikpapan itu. "Menumbuhkan rasa kepercayaan diri inilah bagian yang tersulit," katanya. Itu sebabnya bekas Libero terbaik Indonesia itu lebih memilih tinggal di Wisma Karya-- Patra bergabung dengan para pemain. "Saya memang cocok dengan mereka," ujar Ronny yang statusnya hanya dipinjamkan dari kesebelasan Warna Agung. Meski baru kalt ini muncul di final, para pernain Persiba sebetulnya cukup punya pengalaman. Enam pemain inti Persiba adalah eks pemain Makassar Utama dari Ujungpandang. Dari Warna Agung, Ronny juga memboyong asisten pelatih Max Pieter- dan seorang pemain gelandang, Stevanus Sirey, untuk memperkuat barisan Persiba. Sebenarnya, Ronny bukan orang baru di Balikpapan. Di musim kompetisi 1986/1987 lalu, ia bersama Sucipto Suntoro dan Junaidi Abdillah pernah melatih Persiba. Hasilnya lumayan Pers-iba, yang waktu itu baru pertama kali maju ke divisi utama, lolos dari degradasi. Balikpapan malah juara 6 Kecil. Kini Persiba mengharapkan untuk bisa menjadi kuda hitam di 6 Besar nanti. "Anak bawang Persiba akan membuat perhitungan di Senayan," kata Ronny.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo