Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Asal Tahu Diri, Tidak Semaput

Kegemaran jogging akan dijadwalkan secara teratur sehingga diharapkan akan jadi kesenangan massal. Ada kecenderungan para pelari terlalu bernafsu dalam tempo latihan yang berakibat fatal. (or)

27 Januari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GALLUP poll, yang tadinya meneliti pendapat umum, juga telah diarahkan ke dunia lari. Disiarkannya baru-baru ini, 11% dari semua orang di negerinya Jimmy Carter melakukan jogging, lari santai satu mil (1,6 km) sehari, dua kali seminggu paling sedikit. Presiden Carter pun tak ketinggalan melakukannya di halaman Gedung Putih. Di Jakarta, keranjingan semacam itu tampak akan digalakkan secara teratur. Tadinya c'uma ada sesekali Lari Gembira dari Monas tahun lalu. Tapi untuk 1979 ini, mulai Minggu lalu, ia akan diadakan tiap bulan. Jadwalnya telah ditetapkan untuk seterusnya: 18 Pebruari 18 Maret, 22 April, 20 Mei, 17Juni, 22 Juli, 16 September, 14 Oktober, 11 Nopember dan 16 Desember. Rutenya -- km dan 10 km --tetap ke Jalan Sudirman. Dengan demikian diharapkan ia menjadi kesenangan massal. "Tidak kuat lari, jalan kaki pun jadi," bunyi pesannya. Jadi Bisnis Belum ada badan peneliti yang merasa perlu untuk mengetahui berapa banyak orang Indonesia yang gemar larilarian. Mungkin sudah banyak, tapi belum cukup banyak untuk mendorong sesuatu penelitian. Orang Amerika memakai Gallup poll ke bidang ini sebagian karena kebutuhan bisnis. Dunia penerbitan, umpamanya, sudah meramaikan toko-toko buku dengan aneka ragam majalah dan buku mengenai lari. Paling lama bertahan dalam daftar best-seller-setahun lebih -- ialah The Complete Book of Running oleh James Fixx. Selain itu, banyak produsen baju kaus dan industri sepatu berkepentingan pula. Adalah Kenneth Cooper, dokter angkatan udara AS yang kemudian ditugas kan membina kemantapan fisik kaum angkasawan, paling menonjol dalam menggairahkan lari santai ini. Bukunya, Aerobics, mendorong pelari dengan menyediakan angka yang perlu dicapai --sedikitnya 30 seminggu supaya tetap sehat. Teorinya diterapkan pula oleh kaum manajer di Amerika guna menghilangkan stress, frustrasi dan kelesuan. Tapi Dr Cooper secara tidak dikehendakinya telah menimbulkan persoalan baru. Cukup banyak pelari yang ternyata bernafsu besar untuk mencapai angka lebih tinggi, lebih banyak hingga melampaui kemampuan diri. Banyak dokter kini menguatirkan adanya kecenderungan pelari menyiksa diri. Karena itu bisa mengakibatkan nyeri di kaki, lutut dan pinggang umpamanya. Kesakitan itu mungkin bertambah dengan meningkatnya tempo latihan. Majalah Runner's World pernah meneli tinya di AS dan melaporkan 34% dari mereka yang lari kurang dari 25 mil semmggu mendapat cedera itu. Angkanya mencapai 73% dari mereka yang tiap minggu lari sekitar 50 mil. Jika terlalu bersemangat, demikian majalah Tbe Economist di London, malah mungkin bisa semaput karena serangan jantung tiba-tiba seperti yang dialami anggota Congress Goodloe Byron belum lama ini. Dari Pusat Kesehatan Olahuga di Senayan para dokter kita menjumpai uga kasus pelari yang merasa sakit tadi. "Tapi itu bukan karena terlalu bernafsu, melainkan karena belum terbiasa," kata dr Haryo Tilarso. Pernah ada paslennya yang belum terbiasa melatih otot punggungnya maupun pemanasannya. Nasehatnya ialah supaya orang lari secara rileks, dan memakai sepatu yang bantalannya baik. "Harus tahu diri," katanya. "Berlatihlah, tapi jangan memaksa diri," sambung ir. Wardiman, seorang pejabat DKI yang ikut menggalakkan Lari Gembira dari Monas. "Dengarkan badan anda. " Wardiman ini, 44 tahun, telah tidak puas dengan 10 km saja. "Saya memper siapkan diri untuk maraton," katanya. Heeebat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus