Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Senang Di Sini

Menteri Kanada urusan industri perdagangan, Jack Horner menawarkan kredit ekspor $ 500 juta. Setelah proyek nikel di Soroako, tenaga listrik di Suralaya, ekspor Kanada ke Indonesia mungkin naik.(eb)

27 Januari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ENAM anggota kabinet, bahkan juga Presiden Soeharto menerimanya dan menjelaskan padanya kebutuhan Indonesia untuk Pelita III. "Banyak kemungkinan (bisnis) di sini," Jack Horner kemudian menceritakan kesan-kesannya pekan lalu. Horner, Menteri Kanada urusan Industri-Perdagangan datang dengan rombongan pengusaha. Tujuan utamanya jelas untuk mencari pasaran bagi ekspor Kanada Indonesia berminat membeli asalkan dengan kredit. Suatu delegasi dagang yang lebih kecil ukurannya pernah datang September lalu tapi tak berwenang membicarakan kredit. Wewenang itu ada pada Horner, yang menawarkan kredit ekspor $ 500 juta. Dengandana sebanyak itu Indonesia bisa membeli peralatan dan teknologi Kanada di bidang kehutanan, pertambangan, transportasi dan telekomunikasi. Ekspor Kanada ke Indonesia diduga akan melonjak jauh di atas 1978 yang baru sekitar C$65 juta (US$74,1 juta), bila kredit tadi dimanfaatkan. Horner dan rombongan juga menyatakan keinginan mengimpor barang Indonesia lebih banyak dari tahun lalu yang cuma sekitar C$ 20 juta. Tapi, walaupun dengan paket Kenop-15, ekspor ke Kanada belum kelihatan akan melonjak drastis. Apa yang terbayang ialah defisit lebih banyak di pihak Indonesia dalam neraca perdagangannya dengan Kanada dalam tahuntahun mendatang. Missi Horner makin penting artinya setelah sekelompok perusahaan Kanada baru-baru ini memenangkan sebagian kontrak pekerjaan dari proyek Suralaya. Proyek raksasa yang akan menelan $ 1,1 milyar itu bertujuan mendatangkan batubara dari tambang Bukit Asam, Sumatera Selatan, guna membangkitkan tenaga listrik di Suralaya, dekat Merak di ujung Jawa Barat. Keterlibatannya dalam proyek itu membuat Kanada makin dekat ke sini. Tadinya kehadiran Kanada menonjol dengan investasi INCO (nikel) di Soroako, Sulawesi Selatan, sebesar $850 juta. Bantuan Kanada pun ditunggu dalam pembangunan lapangan udara internasional di Cengkareng. "Banyak kemungkinan" yang disebut Horner - itu juga di bidang geothermal (listrik panas bumi) yang memang akan dikembangkan Indonesia. Dan iklim ekonomi Indonesia sendiri, katanya, cukup menyenangkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus