Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Bagaimana PSSI mengatur pertandingan sepak bola di masa pandemi?
Apakah pertandingan sudah boleh ada penonton?
KOMPETISI Liga 1 musim 2021-2022 bergulir sejak 27 Agustus lalu. Duel Bali United versus Persatuan Sepak Bola Indonesia Kediri (Persik Kediri) menjadi penanda kembalinya kompetisi sepak bola yang sempat terhenti lebih dari 500 hari akibat pandemi Covid-19. Pertandingan yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, itu berakhir dengan kemenangan 1-0 Bali United, yang berjulukan Serdadu Tridatu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan mengatakan laga Bali United versus Persik Kediri serta dua pertandingan lain menjadi ajang uji coba penerapan protokol kesehatan. "Setelah tiga pertandingan awal antara Bali United dan Persik Kediri, kemudian Persipura Jayapura versus Persita Tangerang dan Persiraja Banda Aceh versus Bhayangkara Solo FC, PSSI dan PT Liga Indonesia Baru melakukan evaluasi," kata Iriawan, Kamis, 2 September lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepada wartawan Tempo, Irsyan Hasyim, Iriawan menjelaskan kelanjutan kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia yang dinamai BRI Liga 1 itu. Menurut rencana, Liga 1, yang berformat enam seri dan digelar di tiga kluster di Pulau Jawa, akan berlangsung hingga April tahun depan.
Bagaimana evaluasi penyelenggaraan kompetisi BRI Liga 1 setelah tiga pertandingan awal pada 27, 28, dan 29 Agustus lalu?
Setelah tiga pertandingan awal antara Bali United dan Persik Kediri, kemudian Persipura Jayapura versus Persita Tangerang dan Persiraja Banda Aceh versus Bhayangkara Solo FC, kami PSSI dan PT LIB (PT Liga Indonesia Baru) melakukan evaluasi mengenai pertandingan dan protokol kesehatan. Sedangkan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi selaku koordinator pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa-Bali melakukan evaluasi tentang protokol kesehatan. Demikian juga Kementerian Kesehatan, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Kepolisian RI.
Intinya, semua puas dengan tiga pertandingan awal tersebut sehingga pemerintah akhirnya mengizinkan lagi laga-laga selanjutnya pada Jumat, 3 September, dan seterusnya. Kesuksesan tiga pertandingan ini merupakan kerja keras semua pihak dan akan kita pertahankan sampai kompetisi berakhir tahun depan.
Bagaimana dengan format kompetisi Liga 1 saat ini?
Ihwal format kompetisi, kita masih menggunakan format seri. Untuk sementara, Seri 1 diadakan di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Ada tiga stadion yang digunakan, yakni Stadion Indomilk Arena di Tangerang; Stadion Wibawa Mukti, Cikarang; dan Stadion Pakansari, Bogor. Ini karena Jabotabek masuk zona PPKM level 3 dan angka kasus Covid-19 terus melandai.
Selanjutnya ada Seri 2 dan 3. Di mana tempatnya, kita tunggu arahan dari pemerintah. Yang jelas, pertandingan akan digelar hanya jika angka Covid-19 di daerah itu melandai atau masuk zona hijau. Itu sebabnya PSSI dan PT LIB terus berkoordinasi dengan koordinator PPKM Jawa-Bali, Kementerian Kesehatan, BNPB, Kementerian Pemuda dan Olahraga, serta Polri.
Bagaimana bila ada pemain lokal ataupun pemain asing yang belum divaksin?
Semua pemain sudah divaksin dua kali. Pemain lokal yang belum divaksin tidak boleh bermain di kompetisi. Sedangkan pemain dari luar negeri ada yang sudah divaksin di negara masing-masing. Mereka bisa menunjukkan hasil vaksinasi itu kepada PT LIB dan Kemenkes sehingga bisa diakses di aplikasi PeduliLindungi. Kalau ada pemain asing yang belum divaksin, PT LIB dan Kemenkes sudah punya solusi untuk membantu mereka.
Mengapa jadwal pertandingan dibuat per pekan serta tidak mencantumkan stadion dan lokasi alternatif di luar Jabotabek? Apa saja kriteria untuk menentukan suatu lokasi?
Karena kompetisi ini extraordinary (luar biasa). PSSI dan PT LIB harus bekerja sama dengan koordinator PPKM Jawa-Bali, Kemenkes, Kemenpora, BNPB, dan Polri untuk meminta izin keramaian dan kompetisi. PSSI dan PT LIB kemudian mengeluarkan jadwal pertandingan per pekan. Namun semua tim kan sudah berada di Jabotabek. Jika terjadi pergerakan tidak terlalu sulit. Apalagi Seri 1 kan digelar di Jabotabek.
Mengapa PSSI dan PT LIB memutuskan pertandingan digelar tanpa penonton?
Alasan pertama, Covid-19 masih ada. Kita tidak ingin ada kluster baru dalam kompetisi ini. Meskipun pemain, perangkat pertandingan, wasit, PSSI, dan PT LIB, semua sudah divaksin dua kali, potensi penularan masih ada. Kedua, belum semua warga negara Indonesia divaksin. Ketiga, pemerintah belum mengizinkan kompetisi dengan penonton. Keempat, PSSI dan PT LIB tidak ingin ada pergerakan suporter ke stadion.
Apakah ke depan ada rencana menggelar pertandingan dengan penonton?
Sejauh ini PSSI dan PT LIB belum berpikir menggelar pertandingan dengan penonton. Kita akan menjalankan kompetisi tanpa penonton ini sampai ada instruksi dari pemerintah jika boleh ada penonton.
Jika kompetisi berjalan tanpa penonton, bagaimana dengan klub yang mengandalkan pemasukan dari tiket pertandingan di kandangnya?
Pertama, klub kan dapat subsidi dari PT LIB. Kedua, banyak juga klub yang mendapat sponsor. Biaya hotel, akomodasi, dan transportasi ditanggung PT LIB. Untuk tempat pertandingan, klub tidak membayar. Tes usap PCR (polymerase chain reaction) dan tes usap antigen juga dibiayai PT LIB. Jadi beban pengeluaran klub makin berkurang.
Berapa jumlah subsidi yang diberikan PSSI dan PT LIB untuk klub Liga 1 dan 2?
Pemilik klub Liga 1 kan pemegang saham terbesar di PT LIB, yakni 99 persen. Mereka akan mendapat subsidi dari PT LIB selama liga bergulir. Hak siar dan sponsor sudah diatur antara PSSI, PT LIB, dan klub. Tidak ada masalah.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo