Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pembalap Italia dari tim Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, memimpin klasemen pembalap Kejuaraan Dunia MotoGP 2023.
Jarak antara Bagnaia dan peringkat kedua, Jorge Martín dari tim Prima Pramac Racing, hanya 3 poin.
Perebutan gelar juara dunia MotoGP 2023 disebut sebagai pertarungan yang paling ketat sejak 1993.
ARENA balap Sirkuit Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, akan menjadi pembuka triple header alias tiga balapan di tiga akhir pekan beruntun Kejuaraan Balap MotoGP musim 2023. Ada 111 poin dalam triple header yang bisa diperebutkan para pembalap, terutama dua pembalap yang menghuni puncak klasemen kejuaraan dunia: Francesco Bagnaia dan Jorge Martín. Pasalnya, keduanya berselisih 3 poin saja; Bagnaia memiliki 319 poin, sedangkan Martín 316 poin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sengitnya persaingan itu tercipta setelah Martín menjadi pemenang di putaran ke-14 pada Grand Prix Jepang di Sirkuit Mobility Resort Motegi. Pembalap Spanyol dari tim Prima Pramac Racing ini start dan finis di posisi ke-1 dalam balapan basah yang berlangsung pada Ahad, 1 Oktober lalu, itu. Di bawah guyuran hujan lebat, balapan itu berakhir pada lap ke-13 dengan bendera merah. Mendapat podium tertinggi, Martín yang telah mengumpulkan 279 poin di klasemen pembalap mendapat tambahan 37 poin, 25 poin dari balapan dan 12 poin dari balapan Sprint.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembalap Jorge Martin dari Prima Pramac Racing usai memenangkan putaran ke 14 MotoGP di Mobility Resort Motegi, Motegi, Japan, 1 Oktober 2023/REUTERS/Issei Kato REUTERS/Issei Kato
Martín menyebut penghentian balap motor Grand Prix Jepang itu sebagai keputusan tepat. Menurut dia, jika dilanjutkan, balapan bakal penuh risiko mengingat cahaya dan debit air hujan bisa membahayakan para pembalap. “Semula saya kesal karena semuanya sudah mencapai batas maksimal. Saya tidak bisa melihat apa-apa lagi,” kata Martín seperti dikutip Speedweek, Rabu, 11 Oktober lalu. “Tapi kemudian saya melihat ke arah mekanik dan saya bersorak karena sangat senang. Dan sekarang kami berangkat ke Indonesia!” tutur pembalap berjulukan Martinator itu.
Ihwal poinnya yang memepet poin Bagnaia, Martín mengungkap rahasianya. “Kami tentu makin dekat. Tapi saya bisa berada dalam situasi seperti ini karena mental yang saya miliki. Kami memberi tekanan kepada Pecco (Bagnaia) dan berusaha memenangi balapan,” ujar Martín, yang pada musim ini telah memenangi Grand Prix Jerman, Grand Prix San Marino, dan Grand Prix Jepang. “Menang dalam balapan di MotoGP itu seperti mimpi! Kami ingin terus bermimpi sampai akhir,” dia menambahkan.
Di Grand Prix Jepang, Bagnaia yang memuncaki klasemen pembalap dengan 292 poin menempati posisi kedua. Pembalap Italia dari tim Ducati Lenovo itu mengumpulkan total 27 poin, 20 poin dari balapan dan 7 poin setelah menempati posisi ketiga dalam Tissot Sprint Race sehari sebelumnya. Pecco—panggilan akrab Bagnaia—mengatakan siap memberikan yang terbaik di Grand Prix Indonesia. “Saya tak sabar memulai balapan di Sirkuit Mandalika dan mempersembahkan podium kemenangan,” kata Bagnaia dalam jumpa penggemar Ducati Corse Indonesia di Jakarta, Selasa, 10 Oktober lalu.
Situs web resmi MotoGP menyebut balapan Grand Prix Indonesia yang digelar di Sirkuit Mandalika pada 15 Oktober itu sebagai balapan krusial yang menentukan bagi Bagnaia dan Martín. Menurut Motogp.com, musim 2023 ini bakal dicatat dalam sejarah sebagai perebutan gelar yang paling ketat sejak 1993. Rekor sebelumnya, 30 tahun lalu, Wayne Rainey unggul 11 poin atas Kevin Schwantz sampai putaran ke-12 di Grand Prix Italia. Namun Rainey mengalami kecelakaan yang mematahkan tulang punggungnya sehingga harus pensiun sebagai pembalap. Titel juara dunia pun jatuh ke tangan Schwantz.
Pada musim ini Bagnaia memimpin klasemen dengan lima kemenangan: Grand Prix Portugal, Grand Prix Spanyol, Grand Prix Italia, Grand Prix Belanda, dan Grand Prix Austria. Namun performanya yang luar biasa itu telah diganggu oleh kecelakaan di Grand Prix Amerika Serikat, Grand Prix Prancis, dan Grand Prix India, yang membuatnya tidak bisa menyelesaikan balapan. Di Sirkuit Internasional Buddh, India, pada Ahad, 24 September lalu, Pecco terjatuh saat bertarung ketat dengan Martín untuk memperebutkan P2. Walhasil, ia hanya membawa 9 poin dari balapan Sprint.
Untuk memuluskan langkah Pecco mengumpulkan poin di Mandalika, Sporting Director Ducati Corse, Paolo Ciabatti, mengatakan pihaknya optimistis dengan performa timnya. Ia berharap para pencinta balapan bisa menyaksikan penampilan terbaik pembalapnya yang berjuang merebut podium juara. “Semoga kami bisa melihat semua penggemar di Mandalika dan memiliki kenangan indah dalam kejuaraan musim ini,” ujar Ciabatti. “Bisa bertemu dengan sebagian penggemar di sini menjelang balapan MotoGP Mandalika juga momen yang menyenangkan.”
Pembalap yang menempati posisi ketiga klasemen kejuaraan dunia, Marco Bezzecchi, menyatakan harapannya untuk ikut balapan Grand Prix Indonesia. Bezzecchi sukses menjalani operasi untuk mengatasi cedera patah tulang selangka kanannya pada Ahad, 8 Oktober lalu. Pembalap Mooney VR46 Racing itu mengalami kecelakaan saat berlatih di Motor Ranch VR46 di Tavullia, Italia, pada Sabtu, 7 Oktober lalu. Akun X resmi timnya pada Rabu, 11 Oktober lalu, mencuit: “Ada seseorang yang tak ingin kehilangan penerbangannya ke Indonesia. @Marco12_B akan berangkat ke Mandalika. Indonesia, kami datang!”
Jarak poin di klasemen pembalap antara Martín dan Bezzecchi cukup jauh: 51 poin, atau 54 poin dari pemuncak klasemen, Bagnaia. Pengguna nomor 72 itu bertekad memangkas selisih poin tersebut. Tapi, sebelum bisa ikut balapan, Bezzecchi harus dinyatakan fit untuk Grand Prix Indonesia melalui pemeriksaan kesehatan yang dijadwalkan pada Kamis, 12 Oktober. Jika berhasil melewati itu semua, Bezzecchi mengulangi kesuksesan Jorge Lorenzo yang comeback setelah mengalami cedera serupa pada 2013.
Kabar lain yang mendapat sorotan luas adalah Marc Márquez resmi bergabung dengan tim Gresini Racing untuk musim 2024. Pengumuman itu mencuat dari akun X resmi Gresini Racing pada Kamis, 12 Oktober lalu. Di Mandalika, Márquez masih memakai baju balap ikonik tim Repsol Honda. The Spaniard—julukan Márquez—menegaskan, ia sepenuhnya berfokus pada enam balapan yang tersisa serta memastikan untuk memberikan perpisahan yang sempurna kepada Honda. Juara dunia delapan kali ini berharap bisa melanjutkan performa bagusnya, yang mengantarkannya ke podium ketiga di balapan Grand Prix Jepang.
“Indonesia selalu menjadi negara yang luar biasa untuk dikunjungi, Anda benar-benar dapat merasakan semangat para penggemar di sini dan saya makin menikmati datang ke sini setiap saat,” ucap Márquez seperti dikutip dari situs Box Repsol, Rabu, 11 Oktober lalu. “Sayangnya, tahun lalu saya mengalami kecelakaan saat Warm Up sehingga akhirnya saya tidak dapat ikut balapan. Mari tampil bagus akhir pekan ini dan nikmati saja,” tutur Márquez, yang kini berada di peringkat ke-15 klasemen pembalap dengan 64 poin.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Erwan Hartawan berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Persaingan Sengit Tiga Poin"