Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Penelitian genetika kalong kapuak yang berasal dari Medan dan Deli Serdang terbukti mirip dengan virus Nipah yang terdapat di kelelawar buah asal Malaysia.
Peneliti juga menemukan antibodi terhadap virus Nipah pada beberapa spesies kelelawar di Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Jawa.
Penelitian pengawasan satwa liar alias surveilans perlu dilakukan lagi dengan merebaknya kasus infeksi virus Nipah di Distrik Kozhikode, Kerala, India, yang telah menewaskan dua penderita.
TIAP kali merebak wabah penyakit zoonosis atau penyakit yang baru muncul, Ni Luh Putu Indi Dharmayanti hampir pasti melakukan penelitian surveilans terhadap satwa liar, terutama kelelawar. Terakhir, pada 2020-2021, Kepala Organisasi Riset Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu memeriksa tiga spesies kelelawar lokal untuk memastikan apakah mereka mengandung virus corona kelelawar (BatCov) atau tidak. Pasalnya, urutan genom SARS-CoV-2, virus yang memicu pandemi Covid-19, itu 96,2 persen identik dengan BatCov RaTG13 yang terdapat pada kelelawar asal Yunnan, Cina (Rhinolophus affinis).
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Virus Nipah di Kelelawar Kita"