Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Berkat Kasus Najah Aqeel, Pemain Voli di Sekolah Amerika Kini Boleh Pakai Jilbab

Berkat Najah Aqeel, pemain bola voli sekolah menengah Amerika Serikat kini diperbolehkan mengenakan jilbab atau hijab.

16 Februari 2021 | 10.50 WIB

Najah Aqeel, atlet voli dari Valor Collegiate Prep, Nashville, Tennessee, Amerika, yang menjadi viral karena dilarang bermain mengenakan jilbabnya. (youtube/@News4 WSMV Nashville)
Perbesar
Najah Aqeel, atlet voli dari Valor Collegiate Prep, Nashville, Tennessee, Amerika, yang menjadi viral karena dilarang bermain mengenakan jilbabnya. (youtube/@News4 WSMV Nashville)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pemain voli sekolah menengah Amerika Serikat kini diperbolehkan mengenakan jilbab atau hijab. Mereka tak perlu memerlukan persetujuan dari otoritas di negara bagian untuk mengenakan penutup kepala khas umat Islam itu saat berlaga di lapangan voli.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Perubahan aturan itu terjadi berkat kasus Najah Aqeel, siswa di Valor Collegiate Prep di Nashville, Tennessee. Pada September 2020, pelajar perempuan berusia 14 tahun itu dilarang bermain oleh wasit karena mengenakan hijab.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Wasit itu berpegang peraturan dalam Asosiasi Atletik Sekolah Menengah Tennessee (TSSAA) yang melarang penggunaan aksesoris kepala seperti halnya hijab yang melebihi ukuran  tiga inci. Wasit memberikan pilihan untuk melepas hijabnya atau tidak bermain sama sekali. Najal Aqeel memilih tak bermain.

Kasus ini kemudian menjadi viral. Keluarga Najah Aqeel, dengan dukungan Dewan Penasihat Muslim Amerika (AMAC), mendesak TSSAA dan Federasi Nasional Asosiasi Sekolah Menengah (NFHS) melakukan perubahan. Desakan itu berbuah.

Pada Oktober lalu, NFHS mengajukan usulan perubahan aturan soal hijab ini. Pada awal tahun ini Komite Bola Voli menyetujuinya. NFHS, yang menetapkan aturan kompetisi untuk sebagian besar olahraga sekolah menengah AS, mengumumkan perubahan itu pada pekan lalu. 
Mereka mengatakan aturan itu dapat meluas ke olahraga lain.

Sabina Mohyuddin, direktur eksekutif American Muslim Advisory Council, memuji perubahan aturan itu. Ia menyebutnya sebagai kemenangan kebebasan beragama.

"Kami akan terus mengabaikan kebijakan apa pun yang mendiskriminasi komunitas kami. Najah benar-benar seorang perintis. Saya mengagumi keberanian dan tekadnya untuk membela akses yang adil ke olahraga selama proses ini," kata dia, seperti dikutip CNN.

Baca Juga: Dua Atlet Voli Kembar Korea Diskors karena Kasus Perundungan

Najah Aqeel senang karena masalahnya akhirnya bisa mendorong perubahan di lapangan voli. "Jika ada pesan yang bisa saya sampaikan kepada semua orang di dunia, jangan takut untuk mengejar impian Anda," kata dia. "Jangan pernah takut untuk membela apa yang Anda yakini."

CNN | ICECREAMCONVOS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus