Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemain voli sekolah menengah Amerika Serikat kini diperbolehkan mengenakan jilbab atau hijab. Mereka tak perlu memerlukan persetujuan dari otoritas di negara bagian untuk mengenakan penutup kepala khas umat Islam itu saat berlaga di lapangan voli.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perubahan aturan itu terjadi berkat kasus Najah Aqeel, siswa di Valor Collegiate Prep di Nashville, Tennessee. Pada September 2020, pelajar perempuan berusia 14 tahun itu dilarang bermain oleh wasit karena mengenakan hijab.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wasit itu berpegang peraturan dalam Asosiasi Atletik Sekolah Menengah Tennessee (TSSAA) yang melarang penggunaan aksesoris kepala seperti halnya hijab yang melebihi ukuran tiga inci. Wasit memberikan pilihan untuk melepas hijabnya atau tidak bermain sama sekali. Najal Aqeel memilih tak bermain.
Kasus ini kemudian menjadi viral. Keluarga Najah Aqeel, dengan dukungan Dewan Penasihat Muslim Amerika (AMAC), mendesak TSSAA dan Federasi Nasional Asosiasi Sekolah Menengah (NFHS) melakukan perubahan. Desakan itu berbuah.
Pada Oktober lalu, NFHS mengajukan usulan perubahan aturan soal hijab ini. Pada awal tahun ini Komite Bola Voli menyetujuinya. NFHS, yang menetapkan aturan kompetisi untuk sebagian besar olahraga sekolah menengah AS, mengumumkan perubahan itu pada pekan lalu.
Mereka mengatakan aturan itu dapat meluas ke olahraga lain.
Sabina Mohyuddin, direktur eksekutif American Muslim Advisory Council, memuji perubahan aturan itu. Ia menyebutnya sebagai kemenangan kebebasan beragama.
"Kami akan terus mengabaikan kebijakan apa pun yang mendiskriminasi komunitas kami. Najah benar-benar seorang perintis. Saya mengagumi keberanian dan tekadnya untuk membela akses yang adil ke olahraga selama proses ini," kata dia, seperti dikutip CNN.
Baca Juga: Dua Atlet Voli Kembar Korea Diskors karena Kasus Perundungan
Najah Aqeel senang karena masalahnya akhirnya bisa mendorong perubahan di lapangan voli. "Jika ada pesan yang bisa saya sampaikan kepada semua orang di dunia, jangan takut untuk mengejar impian Anda," kata dia. "Jangan pernah takut untuk membela apa yang Anda yakini."
CNN | ICECREAMCONVOS