KETIKA Muhammad Ali, 35 tahun, dua kali dipukul jatuh oleh
kawan berlatihnya Jimmy Ellis, orang mulai meragukan kemampuan
sang juara dalam mempertahankan mahkotanya. Mengingat
penantangnya, Earnie Shavers, 32 tahun, yang dijuluki oleh
komentator TV Amerika Serikat sebagai Black Kojak, di kalangan
dunia tinju prof terkenal dengan sebutan Raja KO. Dari 54
kemenangan untuk 60 kali naik ring, 52 pertarungan disudahinya
dengan KO.
Rekor itu melampaui prestasi bekas-bekas juara dunia, Rocky
Marciano maupun George Foreman. Kedua petinju yang disebut
terakhir ini masing-masing meraih kemenangan KO: 43 kali dari 49
keunggulan dan 41 kali dari 44 pertandingan. "Pukulan Shavers
benar-benar keras. Hati-hati. Jangan pandang enteng dia," pesan
Ellis kepada Ali menjelang pertandingan perebutan gelar di
Madison Square Garden, New York. tanggal 29 September malam.
Dipancing
Catatan prestasi KO Shavers yang baru saja menempati urutan
terbawah dari 10 penantang juara versi World Boxing Association
maupun pesan Ellis sama sekali tidak menciutkan nyali Ali.
"Sekarang 'kan bulan September, di mana biji-biji pohon Eik
berjatuhan," kata Ali di depan wartawan olahraga. Ia menyamakan
kepala Shavers yang plontos itu seperti biji pohon Eik. "Ia
(maksudnya: Shavers) akan mengalami nasib yang sama dengan biji
Eik dalam pertarungan nanti." Ali menjanjikan akan menghen tikan
perlawanan Shavers pada ronde ke-7.
Naik ring di depan 14.613 pembeli karcis yang memadat arena MSG
serta disaksikan oleh 50 juta pirsawan Amerika Serikat lewat
siaran closed circuit (belum lagi terhitung penonton dari
negara-negara yang merelay acara tersebut) janji Ali ternyata
tak menemui bentuk. Shavers tetap tak terjatuhkan sampai ronde
ke-15 berakhir. Ia cuma menang angka atas penantangnya yang
mendapat bayaran 300.000 dolar AS itu (bayaran tertinggi Shavers
sebelumnya adalah 50.000 dolar AS). Wasit Johny Loboanco
menurunkan penilaian sebagai berikut: 9 ronde untuk Ali, 5 ronde
buat Shavers, dan 1 ronde seri. Dua juri lainnya, Nyonya Eva
Shain dan Tony Costelano memberikan angka kemenangan yang sama:
9 ronde bagi Ali, 6 ronde untuk Shavers.
Meski Ali tidak mempersiapkan dirinya secara serius (ia naik
arena dengan bobot 102 Kg sedangkan berat idealnya untuk tinggi
badan 190 Cm itu adalah sekitar 96 Kg) namun kendali
pertandingan sama sekali tidak dilepaskannya. Ia meraih angka
ronde-ronde dengan cara yang pintar. Ia hanya melontarkan jab
dan sekali-sekali merangsek lawan dengan pukulan kombinasi.
Sebaliknya Shavers. Penantang mahkota ini kelihatan bernafsu
untuk memukul roboh lawanya. Ia mencoba menggebrak Ali dengan
pertarungan jarak pendek. Tapi usahanya tampak sia-sia. Karena
Ali memiliki pertahanan yang rapat yang sulit ditembus. Dan
Shavers tidak tahu bahwa ia memang dipancing Ali untuk bermain
begitu. Lihat saja: setiap Shavers habis menghajar pertahanan
Ali, ia terpaksa menebus kebodohannya itu dengan menjadi sasaran
pukulan sang juara.
Tapi keberhasilan Ali yang mengantongi bayaran 3 juta dolar AS
itu tak terlepas dari taktik pelatihnya, Angelo Dundee. Pelatih
ini dengan cerdik menempatkan sebuah pesawat TV di kamar pakaian
Ali. Dan menempatkan seorang kurir di sana untuk mengetahui
angka pertandingan ronde demi ronde yang disiarkan secara
langsung. Berdasarkan laporan itu ia, yang sibuk di dekat ring,
bisa menyusun strategi yang tepat bagi petinju asuhannya.
Dundee ternyata sukses mengantar Ali mempertahankan gelarnya.
"Empat atau lima kali dia sempat membahayakan saya," komentar
Ali memuji kebolehan Shavers. Tapi, "yang jadi juara tetap
saya? bukan?"
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini