Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Bintang-bintang masih pudar

Tunas inti yang bertaburan pemain nasional selalu kalah, ketua umum tunas inti, benniardi mengundurkan diri. (or)

9 Oktober 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BINTANG-bintang bertaburan di Tunas Inti. Di klub Liga Utama ini ada bekas pemain-pemain nasional, seperti dari Warna Agung (Rully Nere dan Stevanus Sirev). dari IM (Johny Fahamsyah), dari Arscto (Bambang Nurdiansyah dan Ron ny Sarbini), dari NIAC (Riono Asnan), lari Jayakarta (Suapri, Catur Sudarmanto, Taufik Saleh dan Sudarno). Ditambah lagi orang lama Tunas Inti sendiri, seperti Erwin Sumampouw, Wahyu Tanoto. Tapi kemenangan masih jauh bagi klub ini. Dari 5 kali bertanding, melawan Pardedetex, NIAC, Warna Agung, Mercu Buana dan Angkasa, hanya dengan Mercu Buana dan Angkasa, Tunas Inti bisa berbagi angka 1-1. Selebihnya selalu kalah dengan angka 20. Kekalahannya dengan Warna Agung, klub yang baru direncanakan, malah terasa menyakitkan. Sebab, dalam pertandingan pemanasan sebelum kompetisi, Warna Agung dikalahkan Tunas Inti 4 kali dan hanya sekali draw. "Saya nggak mengerti mengapa kamikalah," kata Bambang Nurdiansyah, si pencetak gol ketika berhadapan dengan Mercu Buana. Pelatih Sinyo Aliandu dan kawan-kawan juga heran. Sebab, Tunas Inti ditangani intensif sejak Juni dan telah mempunyai program latihan yang matang. Bahkan di bulan puasa pun tak pernah absen berlatih. Menurut Kadir Yusuf, pengamat sepakbola yang pernah duduk menjadi penasihat Tunas Inti, seperti ditulisnya (Di harian Kompas, pertahanan Tunas Inti tidak rapi. Begitu pula seakan-akan pemainnya tak mengenal disiplin perorangan dan disiplin organisasi dalam permainan. Ketika dikalahkan Warna Agung, Tunas Inti mengandalkan Rosihan Anwar, Rusdin Lacanda, Riono Asnan dan Antoniu Chayono pada garis pertahanan - dan ternyata lemah 'melapis' kawan. Akibatnya Robby Binur bisa memborong 2 gol untuk kemenanLan Warna Agung. 26 September lalu. Begitu pula dilapangan Menteng, 2 Oktober ketika melawan Angkasa, klub yang di atas kertas pasti kalah, ternyata Tunas Inti masih belum menunjukkan keampuhannya. Padahal sebelumnya Tunas Inti sudah nelakukan persiapan dengan 'nyepi' di Pusdiklat Pramuka, Cibubur selama 3 hari. "Saya blak-blakan saja. Pelatih belum bisa memadukan pemain-pemain itu," kata Bernard Sindhikara, Sekretaris Tunas Inti. Tudingan itu diterima Sinyo Aliandu dengan lapang dada. "Saya tidak akan melempar tanggung jawab itu," katanya lagi. Padahal kesejahteraan para pemain klub ini bisa membuat iri pemain dari klub-klub lain. Begitu mereka dikontrak untuk 2 tahun, beberapa nama seperti Rully Nere, Suapri, Bambang Nurdianah, Johny Fahamsyah Ronny Sarbini dan lain-lain, langsung bisa membeli mobil. Gaji mereka cukup besar, sekitar Rp 300 ribu per bulan. Ditambah bonus lagi: bila menang mendapat Rp 150 ribu per orang, kalau draw Rp 75 ribu. Hubungan antara pimpinan Tunas Inti dengan para pemain juga akrab. Mereka sering berbincang-bincang dari hati ke hati lewat makan bersama yang diselenggarakan 2 kali sebulan. Nonton film bersama juga 2 kali sebulan. "Support pemimpin luar biasa," kata Sinyo yang dibenarkan oleh Rully Nere. Dari segi manajemen latihan juga mapan. Misalnya, latihan disusun dengan jadwal pagi-sore dan kadang siang hari. Pukul 7-8.30 pagi latihan teknik untuk heading, shooting, passing dan pengolahan bola. Siang hari diskusi dari pukul 10-11. Dan sore hari latihan taktik: melebar, penetrasi, bergerak dan improvisasi. Karena pemain Liga Utama dianggap profesional, disiplin juga diterapkan dengan ketat di Tunas Inti. Pukul 10.30 malam semua pemain harus sudah berada di asrama di Menteng Raya 12. Terlambat 5 menit denda sudah dikenakan. Manfaatnya langsung Ronny Sarbini dan Rully Nere yang kurang disiplin mulai membiasakan berdisiplin. Kalangan pengamat sepak bola melihat kesalahan fatal Tunas Inti adalah tidak membentuk tim bayangan. Padahal kompetisi sudah akan berlangsung sebulan. Tapi Sinyo menangkis. "Anak-anak itu masih labil. Sekali-kali bermain bagus, sekali-kali jelek. Bagaimana kami bisa membentuk tim bayangan?" tanyanya. Ketika melawan Warna Agung penyerang Taufik, Bambang dan Stevanus terasa tumpul. Padahal pasangan ini bermain cemerlang ketika menghadapi Mercu Buana. Bambang malah berada di bawah Jibril ketika berhadapan dengan NIAC. Tapi Sinyo menyadari ada kealpaan. "Kami lupa persiapan teknik yang baik tidak di-support oleh kesamaan dan kesatuan jiwa," katanya. Pelatih yang banyak--di samping Sinyo ada Yan Budianto, Berce Matulapelwa, Anjas Asmara, Sartono dan Harry Tjong--bukan pula sebab. "Kami katakan secara jujur 6 orang ini bekerjasama baik," kata Sinyo. Ia merasa masih belum terlambat dan masih punya tekad besar. Benniardi, boss Tunas Inti yang berambisi mendudukkan klubnya di papan atas, pun masih memiliki harapan besar. "Kompetisi masih berlangsung dan anak-anak punya pengalaman banyak," katanya. rupanya pengalaman banyak itulah yang sampai kini belum terpadu. "Masih belum kompak," katanya. Untuk membuat kompak, katanya, butuh waktu paling tidak 2 bulan lagi. Tapi Benni kurang setuju pada anggapan orang bahwa dengan berkumpulnya para bintang, klub ini harus selalu menang. "Bintang itu kan individunya, sedang sepakbola itu permainan tim, " katanya. Tunas Inti untuk sementara berada di urutan 13. Sedangkan Benniardi sejak 3 Oktober 1982 mengundurkan diri sebagai Ketua Umum. Tunas Inti karena kesibukannya sebagai Direktur Utama PT Tempo, distributor obat-obatan. "Saya tidak bisa melupakan bola," katanya. Ia kini hanya jadi penasihat Tunas Inti. Jabatan Ketua Umum klub itu dia percayakan pada Stanley Gouw yang sebelumnya sebagai tim manajer. Menuru Stanley para pemain Tunas Inti belum satu hati serta belum saling percaya pada kawan. Dari sanalah agaknya Stanley akan memulai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus