Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Sedikit contoh dari jerman

Atlet jerman barat muncul di senayan, tidak semua merupakan bintang eropa, pemegang rekor dunia wanita untuk lompat tinggi, urlike meyfarth mendapat perhatian dari penonton.

9 Oktober 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEGAIRAHAN sekitar 4.000 penonton meluap dan sukar dikendalikan. Polisi yang jumlahnya memang ke tak bisa lagi menertibkan suasana, ketika sebagian besar penonton turun dari tribune dan berkeliaran di tengah lapangan. "Mereka yang tak berkepentingan supaya keluar dari lapangan. Awas martil dan lembing!" seru seseorang lewat pengeras suara. Tetapi penonton tidak mau beranjak. Ada yang berdiri persis di pinggir lintasan dan membuat cemas pala pelari kalau-kalau mereka tertabrak. Banyak pula yang bergerombol di ujung hamparan pasir tempat lompat jauh. Gerombolan ini kemudian buyar karena semburan pasir yang muncrat dari kaki pelompat jauh. Boleh dibilang belum pernah daya pikat acara atletik di Senayan sebesar ini. Suasana menjadi tambah hangat ketika Presiden Soeharto secara mendadak muncul di tribune Stadion Utama Senayan 29 September itu untuk turut menyaksikan atlet-atlet Jerman Barat memamerkan ketangkasan mereka. Sebanyak 31 atlet Jerman Barat yang baru selesai mengikuti kejuaraan atletik se Eropa di Athena (awal September) dan kejuaraan atletik 8 negara di Jepang pertengahan September, dalam acara selama 3 jam sore hari itu muncul bersama atlet-atlet terbaik Indonesia. Pelari, pelompat dan pelempar Jerman Barat bukan saingan Yudhi Karmani dan kawan-kawan. "Tujuan eksebisi ini supaya atlet kit bisa melihat teknik-teknik yang benar," ujar Ketua Umum PASI, Bob Hasan. Buat tim Jerman sendiri perlombaan sore itu merupakan warming down untuk kegiatan puncak mereka di Athena. "Di samping itu, dan yang terpenting, kami mendapat kehormatan dengan kehadiran Presiden Soeharto," kata Dr. Bodo Schmidt, pelatih tim Jerman. Tidak semua atlet Jerman itu merupakan bintang Eropa. Banyak di antaranya hanya menempati urutan kedua atau malahan lebih rendah dari itu, sekalipun hanya untuk ukuran Jerman Barat. Hans Peter Ferner yang secara mengejutkan menaklukkan Sebastian Coe dalam nomor 800 m di Athena, tidak muncul. Begitu pula pemegang medali emas 5.000 m. di Athena, Dr. Thomas Wessinghage. Tetapi pecandu atletik di Jakarta merasa beruntung dengan munculnya Urlike Meyfarth. Pemegang rekor dunia - wanita untuk lompat tinggi (202 cm) inilah yang terutama membuat penonton gregetan, melompati pagar tribune dan menyerbu lapangan. Padahal tahun 1976 gadis Jerman itu pernah datang ke mari untuk memberikan latihan. "Saya terlalu tegang. Setelah Athena, saya betul-betul lelah. Tak bisa anda bayangkan betapa gembiranya saya ketika itu. Tetapi kejadian sesudahnya membuat saya betul-betul kecewa. Pemburu tandatangan menyerbu ke mana saja saya pergi. Wartawan bergerombol mengajukan pertanyaan yang bising. Saya betul-betul perlu istirahat sekaran. Ini bukan permainan gila," ucap Mevfarth seperti membela diri karna di Senayan dia hanya bisa melompati 17 5 cm. Seorang atlet memang tak bisa fit terus sepertl sebuah mesin. Tetapi selisih 27 cm dari kemampuan puncaknya barangkali terlalu jauh. Gadis berusia 26 tahun itu memang agak ogah-ogahan melompat. Untuk melepaskan ketegangan sesekali dia melompat dengan gaya straddle, cara melompat yang dianggap sudah kuno. Dia tertawa ktika berhasil melewati mistar 150 cm dengan gaya lama itu. Sepatu yang dia pakai juga seadan n Ukuran pakunya 6 mm. "Sepatu ini ruma cocok untuk lapangan tartan, bukan tanah seperti ini," katanya seraya membuang senyum. Dengan tinggi 188 cm dan bobot 70 kg, dia merupakan yang paling jangkung dari seluruh atlet Jerman yang muncul sore itu. Tungkai yang lebih panjang dari badan merupakan modal terbesar Meyfarth. Dia melayang bagaikan belalang begitu melontarkan kakinya yang pegas. "Tidak. Itu bukan semuanya. Prestasinya itu lahir dari persaingan ketat di antara ribuan atlet yang terdapat di Jerman. Begitu juga jerih payahnya berlatih hampir tiap hari. Dua sampai tiga jam," kata Bodo Schmidt. MULA pertama terjun ke atletik. Urlike Meyfarth tak tahu mau jadi apa. Dia turut berlatih dalam semua cabang atletik. Dia turut lari gawang, lompat jauh dan sprint. "Waktu itu melompat dan berlari betul-betul menggembirakan. Tetapi setelah saya menunjukkan prestasi dan bertanding tak henti-hentinya, kegembiraan itu mulai hilang. Dan melompat sekarang ini saya rasakan sebagai pekerjaan." Menurut Bodo Schmidt, peloncat tinggi wanita sulit untuk bertahan sampai 30 tahun. Kalau mereka sudah kawin, kemampuannya akan segera merosot. Lompat tinggi memang agak lain dari nomor-nomor lari. "Perkawinan membuat pinggul mereka membesar. Ini menyulitkan seorang pelompat tinggi," katanya. Meyfarth sendiri kelihatan tidak begitu bersemangat menjelaskan rencananya di kemudian hari. "Saya akan berusaha untuk melampaui prestasi saya yang sekarang. Tetapi berapa tahun lagi saya bisa bertahan, saya tak tahu. Saya masih akan mengikuti kejuaraan atletik sedunia tahun depan. Tetapi apakah saya akan ambil bagian dalam Olimpiade Los Angeles tahun 1984, saya belum bisa mengatakannya." Mahasiswa pendidikan jasmani dari Frankfurt itu juga belum bisa memastikan apa yang akan dikerjakannya nanti setelah berhenti berlornba. "Barangkali saya mengajar, melatih atau mungkin hanya ikut suami saja kalau sudah menikah nanti." Tetapi apa pun yang bakal terjadi nanti, dia sudah mencapai puncak yang dikejar semua atlet. Dia menjadi pemegang medali emas Olimpiade paling muda, ketika dalam usia 16 tahun dia juara dalam Olimpiade Munich 1972. Dan sekarang menjadi wanita yang paling tinggi melompat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus