Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Yang Menggelinding Dengan Solar

Kendaraan niaga berbahan bakar bensin menurun penjualannya, daya beli masyarakat lemah dan para pembeli beralih ke kendaraan berbahan bakar solar (diesel). (eb)

9 Oktober 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MITSUBISHI yang tiga tahun terakhir memimpin pasar kendaraan niaga tampaknya sedang menghadapi cobaan. Angka penjualan kendaraan itu dari Januari-Agustus baru mencapai 36 ribu unit. Tahun lalu angka penjualan mencapai 73 ribu-unit lebih. Belum jelas benar, apakah Colt L-300 pengganti Colt T-120 yang populer, juga menurun penjualannya. Yang pasti sejak Januari-Juni, sekitar 9 ribu unit L-300 sudah terjual. Menurur rresiden Komisaris Krama Yudha Sjarnoebi Said, menurunnya penjualan Mitsubishi itu banyak disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat. Kepada Antara akhir bulan lalu, dia juga menyebut belakangan ini banyak pembeli yang beralih kekendaraan berbahan bakar solar. Ini terutama terjadi sesudah nrintah awal Januari menaikkan harga premium dari Rp 150 menjadi Rp 240 per liter, sedang solar hanya naik dari Rp 52,50 jadi Rp 85 per liter. Itu rupanya dilihat oleh PT Toyota Astra Motor yang dengan cepat meluncurkan Tuyota Hi-Ace berbahan bakar solar (2.188 cc) Februari silam. Hi-Ace diesel, Yang rata rata berharga Rp 4,5-5,6 juta (kosong) hingga Agustus lalu menjual hanpil 9 ribu unit. Astra Motor barangkali ingin sekali menyaingi kedudukan kendaraan sejenis, Colt L-300, berbahan bakar bcnsin. Tapi sejauh ini, Toyota Hi-Ace temyata masih belum juga mampu merasuki wilayah pemasaran Jawa Timur yang selama bertahun-tahun dikuasai Colt. PERSAINGAN sesungguhnya juga terjadi untuk kendaraan niaga berbahan bakar premium 550 cc - 1.000 cc. Di sektor ini merk Suzuk (ST-20), Daihatsu (Hi-Jet), dan Colt (Minicab) berusaha merebut kantung calon pembeli dengan segala macam fasilitas menarik. Sejauh ini tampaknya Daihatsu Hijet (550 cc, dengan (daya angkut 500-700 kg) berada di depan. Tahun lalu hampir 11 ribu unit Daihatsu Hijet terjual. Tahun ini (hinga Agustus) terjual 10 ribu unit lebih, hingga bisa dipastikan angka penjualan tahun lalu akan dilampauinya. Menurut Edie Santoso, manajer umum pemasaran PT Astra International, banyak konsumen yang membeli Hi-Jet (Rp 2,15 juta kosong) menggunakan kendaraan ini sebagai angkutan penumpang. Sebagai kendaraan pengangkut penumpang di kota-kota kecil, dan pedesaan, mereka mulai berani berdampingan dengan Co T-120, pendahulunya. Mungkin karena dianggap lebih ekonomis, pemasaran Hi-Jet kuat di wilayah Sumatera, dan Jawa. Sementara di Sulawesi Utara belum banyak peminatnya. Kendati hasil penjualan kendaraan itu tahun ini cukup baik, Edie Santoso tidak terlalu optimistis menghadapi prospek penjualan tahun depan, mengingat resesi masih mempengaruhi Indonesia. "Kami harapkan penjualan tahun depan sama dengan tahun ini," katanya. Bagaimana Suzuki? Penjualan Suzuki ST-20 (800 cc), menurut Dirut Indomobil Utama, Soebronto Laras, tahun ini naik 10% dibanding tahun lalu. ST-20 (Rp 2,2 juta, kosong), dengan mesin dua langkah, pemasarannya kuat terutama di Sulawesi Selatan dan Utara. Karena konsumen mungkin menganggap kendaraan ini kurang ekonomis dibanding kendaraan dengan mesin empat langkah, (four wheel drive) kata Soebronto, penjualannya di Surabaya agak lemah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus