Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Bogem untuk Hamlet

Wasit hamlet yang memimpin kompetisi lanjutan galatama pardedetex melawan indonesia muda di medan dipukul oleh pemain-pemain pardedetex & penonton manager tim kamaruddin p & 6 orang pemain lainnya diskors.(or)

12 Januari 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TITIK penalti yang ditunjuk wasit Hamlet kali ini ternyata bukan cuma mengundang emosi dan protes pemain dari tim yang merasa dirugikan. Juga bogem mentah untuk dirinya. Apa yang salah dari keputusannya? Di Stadion Teladan, Medan, 28 Desember lalu Hamlet yang terpilih untuk memimpin kompetisi lanjutan Galatama antara Pardedetex melawan Indonesia Muda dinilai pemain tuan rumah telah berlaku berat sebelah. Ketika ia memberikan hukuman penalti bagi Pardedetex pada menit ke 32. Buntutnya, seperti biasa, apalagi kalau bukan ramai-ramai protes. Tapi pemain Pardedetex tak cuma berdebat mulut. Kiper cadangan Susanto langsung melompat ke tengah lapangan. Tanpa tanya ia langsung mengayunkan pukulan ke tubuh Hamlet. Gebukan itu disusuli oleh ofisial dan penonton yang ikut menyerbu ke arena keributan. Hamlet babak belur. Pertandingan dihentikan. Kamaruddin Panggabean, manajer tim Pardedetex menolak untuk membeberkan kesalahan Hamlet dalam hal memberikan hukuman penalti tersebut. "Penglihatan dan observasi wasit tidak boleh dipersoalkan," kata Sudarsono SH, bekas Direktur Perwasitan PSSI. Pengurus PSSI menilai pihak pemain Pardedetex bersalah atas kericuhan itu. Kamaruddin beserta 6 pemain Pardedetex -- Susanto, Suwarto, Ismail Ruslan, John Lesnussa, Chaerul San Siregar dan Teuku Hermansyah -- diskors. Hukuman yang dijatuhkan, kecuali untuk Susanto, adalah satu tahun dengan masa percobaan tiga bulan. Akan Susanto hukumannya dua kali lipat, tanpa masa percobaan. Terhadap mereka yang dijatuhi hukuman ini, menurut Ketua Bidang Lembaga-Lembaga Sepakbola PSSI, H. Syarnubi Said, tidak dikenakan larangan untuk memperkuat tim Pardedetex. "Kecuali bagi Susanto yang tidak disertai kata-kata masa percobaan," ujarnya. Yang dimaksud dari hukuman satu tahun dengan masa percobaan tiga bulan adalah bila dalam jangka waktu tiga bulan itu pihak yang diskors mengulangi tindakan yang sama atau berlaku tidak baik, maka secara otomatis hukuman pokoknya berlaku. Sebaliknya bila ia mematuhi peraturan selama masa percobaan itu. Apa hal yang memberatkan Pardedetex? "Fakta-fakta dari kejadian itu sendiri," lanjut Syarnubi. Ia membantah keputusan PSSI dijatuhkan atas laporan dari pihak tertentu. Semua pihak yang terlibat dalam pertandingan ini didengar laporannya. PSSI juga memberi peringatan kepada klub Pardedetex atas ketidak-sanggupan mereka menjadi tuan rumah yang baik. TD Pardede, boss Pardedetex mengatakan klubnya menerima semua hukuman yang dijatuhkan PSSI. Ia tidak menyebut soal pengajuan keberatan atas putusan tersebut. Diputuskan pula bahwa sisa pertandingan Pardedetex melawan Indonesia Muda akan dilanjutkan di Padang. Waktunya belum ditetapkan. Pertandingan lanjutan yang akan diselenggarakan PSSI akan dimulai pada menit ke-32, dan diawali dengan tendangan penalti ke gawang Pardedetex. Pemain maupun pimpinan pertandingan tetap seperti saat terhentinya permainan waktu di Medan. Pardedetex bermain dengan 10 orang dan Indonesia Muda 11 orang. Tidak lengkapnya pemain Pardedetex dikarenakan seorang pemain mereka, Suharno terkena kartu merah. Bagi wasit Hamlet, PSSI menyatakan rasa hormat setinggi-tingginya atas ketabahan dan tanggungjawabnya dalam memimpin pertandingan. Siapa Hamlet? Dia, 42 tahun, wasit dengan sertifikat FIFA, federasi sepakbola internasional. Telah sering memimpin pertandingan internasional. Antara lain, turnamen Merdeka Games di Kuala Lumpur, 1979. Di sini ia mendapat pujian karena kecermatannya memimpin pertandingan, termasuk pertarungan final antara Malaysia dan Korea Selatan. Tapi, "di tempat sendiri wasit kita sering diejek," komentar Sudarsono. Tentang ini Hamlet mengomentarinya sebagai risiko wasit. Kendati begitu, ia tidak mau menyalahkan penonton, pemain, atau siapa saja biang kericuhan di setiap pertandmgan. Alasannya? "Umumnya kita belum mengerti bagaimana permainan yang baik, dan bagaimana sportif itu sebenarnya," ujar Hamlet. Menurut Hamlet, ini antara lain, disebabkan faktor lingkungan yang mempengaruhi pemain itu sendiri. "Sportifitas itu tidak hanya berlaku buat pemain, tapi juga penonton," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus