TITIK penalti yang ditunjuk wasit Hamlet kali ini ternyata
bukan cuma mengundang emosi dan protes pemain dari tim yang
merasa dirugikan. Juga bogem mentah untuk dirinya. Apa yang
salah dari keputusannya?
Di Stadion Teladan, Medan, 28 Desember lalu Hamlet yang terpilih
untuk memimpin kompetisi lanjutan Galatama antara Pardedetex
melawan Indonesia Muda dinilai pemain tuan rumah telah berlaku
berat sebelah. Ketika ia memberikan hukuman penalti bagi
Pardedetex pada menit ke 32. Buntutnya, seperti biasa, apalagi
kalau bukan ramai-ramai protes.
Tapi pemain Pardedetex tak cuma berdebat mulut. Kiper cadangan
Susanto langsung melompat ke tengah lapangan. Tanpa tanya ia
langsung mengayunkan pukulan ke tubuh Hamlet. Gebukan itu
disusuli oleh ofisial dan penonton yang ikut menyerbu ke arena
keributan. Hamlet babak belur. Pertandingan dihentikan.
Kamaruddin Panggabean, manajer tim Pardedetex menolak untuk
membeberkan kesalahan Hamlet dalam hal memberikan hukuman
penalti tersebut. "Penglihatan dan observasi wasit tidak boleh
dipersoalkan," kata Sudarsono SH, bekas Direktur Perwasitan
PSSI.
Pengurus PSSI menilai pihak pemain Pardedetex bersalah atas
kericuhan itu. Kamaruddin beserta 6 pemain Pardedetex --
Susanto, Suwarto, Ismail Ruslan, John Lesnussa, Chaerul San
Siregar dan Teuku Hermansyah -- diskors. Hukuman yang
dijatuhkan, kecuali untuk Susanto, adalah satu tahun dengan masa
percobaan tiga bulan. Akan Susanto hukumannya dua kali lipat,
tanpa masa percobaan.
Terhadap mereka yang dijatuhi hukuman ini, menurut Ketua Bidang
Lembaga-Lembaga Sepakbola PSSI, H. Syarnubi Said, tidak
dikenakan larangan untuk memperkuat tim Pardedetex. "Kecuali
bagi Susanto yang tidak disertai kata-kata masa percobaan,"
ujarnya. Yang dimaksud dari hukuman satu tahun dengan masa
percobaan tiga bulan adalah bila dalam jangka waktu tiga bulan
itu pihak yang diskors mengulangi tindakan yang sama atau
berlaku tidak baik, maka secara otomatis hukuman pokoknya
berlaku. Sebaliknya bila ia mematuhi peraturan selama masa
percobaan itu.
Apa hal yang memberatkan Pardedetex? "Fakta-fakta dari kejadian
itu sendiri," lanjut Syarnubi. Ia membantah keputusan PSSI
dijatuhkan atas laporan dari pihak tertentu. Semua pihak yang
terlibat dalam pertandingan ini didengar laporannya.
PSSI juga memberi peringatan kepada klub Pardedetex atas
ketidak-sanggupan mereka menjadi tuan rumah yang baik. TD
Pardede, boss Pardedetex mengatakan klubnya menerima semua
hukuman yang dijatuhkan PSSI. Ia tidak menyebut soal pengajuan
keberatan atas putusan tersebut.
Diputuskan pula bahwa sisa pertandingan Pardedetex melawan
Indonesia Muda akan dilanjutkan di Padang. Waktunya belum
ditetapkan. Pertandingan lanjutan yang akan diselenggarakan PSSI
akan dimulai pada menit ke-32, dan diawali dengan tendangan
penalti ke gawang Pardedetex. Pemain maupun pimpinan
pertandingan tetap seperti saat terhentinya permainan waktu di
Medan. Pardedetex bermain dengan 10 orang dan Indonesia Muda 11
orang. Tidak lengkapnya pemain Pardedetex dikarenakan seorang
pemain mereka, Suharno terkena kartu merah.
Bagi wasit Hamlet, PSSI menyatakan rasa hormat
setinggi-tingginya atas ketabahan dan tanggungjawabnya dalam
memimpin pertandingan.
Siapa Hamlet? Dia, 42 tahun, wasit dengan sertifikat FIFA,
federasi sepakbola internasional. Telah sering memimpin
pertandingan internasional. Antara lain, turnamen Merdeka Games
di Kuala Lumpur, 1979. Di sini ia mendapat pujian karena
kecermatannya memimpin pertandingan, termasuk pertarungan final
antara Malaysia dan Korea Selatan. Tapi, "di tempat sendiri
wasit kita sering diejek," komentar Sudarsono.
Tentang ini Hamlet mengomentarinya sebagai risiko wasit. Kendati
begitu, ia tidak mau menyalahkan penonton, pemain, atau siapa
saja biang kericuhan di setiap pertandmgan. Alasannya? "Umumnya
kita belum mengerti bagaimana permainan yang baik, dan bagaimana
sportif itu sebenarnya," ujar Hamlet. Menurut Hamlet, ini antara
lain, disebabkan faktor lingkungan yang mempengaruhi pemain itu
sendiri. "Sportifitas itu tidak hanya berlaku buat pemain, tapi
juga penonton," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini