Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Carlos Alcaraz berhasil menjuarai turnamen tenis Indian Wells Masters 2024 di California, Amerika Serikat, Minggu, 17 Maret 2024. Gelar di sektor tunggal putri direbut oleh Iga Swiatek.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Carlos Alcaraz kembali ke performa terbaiknya dengan mengalahkan peringkat empat dunia Daniil Medvedev 7-6(5), 6-1 untuk mempertahankan gelar Indian Wells Masters. Ini merupakan gelar pertama bagi petenis Spanyol itu sejak ia menjuarai Wimbledon tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alcaraz memasuki Indian Wells dengan catatan menang kalah 6-3 pada musim ini dan selama pertandingan terakhirnya, di Rio de Janeiro, dia mengalami cedera di pergelangan kakinya, yang memaksanya untuk mundur.
Namun, petenis peringkat dua dunia itu berhasil meraih trofi di lapangan gurun California itu, dan memulihkan percaya diri.
"Memenangkan turnamen ini sangat berarti bagi saya karena seminggu sebelum turnamen dimulai, saya memiliki banyak keraguan mengenai pergelangan kaki saya," kata Alcaraz dalam wawancara di lapangan, seperti disiarkan ATP, Senin.
"Saya ingat latihan pertama saya di sini hanya 30 menit tanpa gerakan dan mungkin latihan pertama dengan petenis yang sangat bagus sangat sulit bagi saya, karena saya pikir saya tidak akan bermain sebaik mungkin."
"Saya merasa tidak fit dengan pergelangan kaki saya, jadi banyak keraguan bagi saya. Namun begitu saya menginjak lapangan, pada babak pertama, saya mulai merasa lebih baik," ujar petenis berusia 20 tahun itu.
Alcaraz dan Medvedev juga bertemu di final Indian Wells satu tahun lalu, ketika Alcaraz menang 6-3, 6-2.
Juara dua kali Indian Wells itu memimpin 5-3 dalam persaingan head to head mereka setelah final di mana ia mencetak 19 pukulan forehand dibandingkan dengan total 11 winner untuk lawannya.
Alcaraz tidak setajam di awal semifinal, ketika ia mengakhiri catatan sempurna 16-0 Jannik Sinner dari tahun lalu hingga 2024.
Medvedev melakukan break pada awal pertandingan tersebut dan tampil percaya diri di gurun California, sementara lawannya membuat kesalahan sendiri yang tidak seperti biasanya.
Namun, saat Alcaraz bangkit kembali untuk melakukan servis pada kedudukan 3-2 dengan pukulan forehand, seakan menjadi pertanda bahwa pertandingan dimulai.
Alcaraz menunjukkan kemampuan memukul yang luar biasa yang membuatnya mendapatkan jutaan penggemar di seluruh dunia. Banyak reli yang membuat sepatu para petenis berdecit di lapangan saat mereka dengan cepat mengubah arah untuk menyesuaikan diri selama poin-poin yang mendebarkan.
Alcaraz melakukan break pada awal set kedua. Setelah itu dia tidak memberi kesempatan bagi lawannya, merebut gelar setelah satu jam 42 menit.
Turnamen ini tidak berjalan mulus bagi Alcaraz yang harus menjalani tiga set pada pertandingan pembukanya melawan petenis Italia yang sedang naik daun, Matteo Arnaldi.
Namun begitu dia menemukan permainannya, menjadi jelas bahwa Alcaraz kembali mendekati performa terbaiknya. Ia mengalahkan dua dari empat petenis teratas dunia pada akhir pekan terakhir untuk meraih gelar ATP Masters 1000 kelimanya dan mahkota tingkat tur ke-13 secara keseluruhan.
"Seperti yang saya katakan setelah setiap pertandingan, saya merasa lebih baik dan lebih baik lagi," ujar Alcaraz.
"Saya sungguh sangat senang bisa memenangi turnamen ini lagi."
Medvedev mencoba mendapatkan trofi Indian Wells pertamanya. Ajang di California ini merupakan ajang Masters 1000 lapangan keras yang belum ia menangi -- petenis berusia 28 tahun itu telah meraih enam dari sembilan Masters 1000 secara keseluruhan.
Petenis nomor empat dunia Medvedev sekarang akan berangkat ke Miami, di mana ia akan mempertahankan gelarnya. Alcaraz juga ingin mempertahankan momentumnya di Florida.
"Jelas memenangi turnamen sangat membantu dalam menghadapi turnamen berikutnya," kata Alcaraz.
"Tentu saja memenangi kembali Masters 1000 -- ini adalah turnamen yang sangat sulit untuk dimenangi -- memberi Anda motivasi ekstra untuk terus maju, kepercayaan diri ekstra untuk Miami saat ini dan untuk masa depan."
"Bagi saya sungguh luar biasa bisa mengangkat trofi luar biasa ini lagi, sungguh indah," kata dia.
Selanjutnya: Iga Swiatek Juga Juara
Petenis nomor satu dunia Iga Swiatek mengalahkan petenis Yunani Maria Sakkari 6-4, 6-0, untuk merebut gelar WTA Indian Wells keduanya, Minggu waktu setempat atau Senin WIB.
Pertandingan ulang pertarungan final tahun 2022 itu menghasilkan hasil yang hampir sama, ketika juara Grand Slam empat kali Swiatek mendominasi set kedua untuk merebut gelar ke-19 dalam kariernya dan gelar kedua pada 2024.
Sakkari, peringkat kesembilan dunia, bertarung dengan berani melalui set pembuka, menghapus break dan menyelamatkan dua break point pada gim terakhir sebelum Swiatek melepaskan pukulan forehand yang keras untuk mengantongi set tersebut setelah 44 menit.
Hanya perlu 24 menit lagi bagi bintang Polandia itu untuk menyelesaikan semuanya. Dia mematahkan semangat Sakkari untuk memimpin 2-0 dan meluncur ke garis finis.
Swiatek melanjutkan kebangkitannya yang kuat setelah tersingkir pada babak ketiga Australian Open pada Januari.
Petenis Iga Swiatek. REUTERS/Edgar Su
Sejak itu, ia memenangi gelar di Doha dan mencapai semifinal di Dubai. Pada final Indian Wells, ia menjadi petenis putri ke-10 yang memenangi gelar Indian Wells dua kali -- belum ada yang berhasil mengangkat trofi tersebut tiga kali.
"Sungguh menakjubkan bisa berdiri di sini lagi," kata Swiatek kepada penonton di lapangan Stadion setelah memenangi gelar kedelapannya di level WTA 1000, seperti disiarkan AFP, Senin.
Perjalanan Swiatek termasuk kemenangan atas Linda Noskova -- remaja Ceko yang mengalahkannya pada babak ketiga Australian Open pada Januari lalu.
Swiatek, yang hanya kalah dalam 21 pertandingan dan tidak kehilangan satu set pun sepanjang turnamen, mengambil inisiatif lebih awal, mematahkan servis Sakkari untuk memimpin 3-0.
Sakkari, yang dua gelar sepanjang kariernya termasuk ajang level 1000 di Guadalajara pada September lalu, bangkit kembali pada gim kelima dan menyamakan kedudukan 4-4.
Namun, saat berusaha mempertahankan set tersebut, ia dengan cepat mendapati dirinya tertinggal 0-40 dan setelah Swiatek menguasai set tersebut, ia memenangi delapan gim terakhir pertandingan tersebut.
"Kredit untuk Iga," kata Sakkari, yang berhasil melewati semifinal yang penuh ujian dan diganggu hujan melawan juara US Open Coco Gauff untuk melakukan pertandingan ulangnya dengan Swiatek.
Meskipun ia telah memenangi tiga dari enam pertemuan dengan Swiatek, ia belum pernah mengalahkannya sejak 2021.